business continuity plan (bcp) adalah

Business Continuity Plan (BCP): Pengertian, Jenis, dan Cara Membuatnya

business continuity plan

Business continuity plan (BCP) atau rencana kesinambungan bisnis sangat penting untuk organisasi mana pun dan dapat membantu mempersiapkan perusahaan untuk kejadian tak terduga.

Dengan memiliki rencana kesinambungan bisnis, Anda memastikan bahwa individu yang menjalankan perusahaan Anda siap menghadapi bencana.

Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu business continuity plan, mengapa itu penting dan bagaimana Anda dapat membuat rencana kelangsungan bisnis untuk perusahaan Anda hari ini.

Apa itu Business Continuity Plan?

business contonuity plan

Business continuity plan (BCP) atau rencana kelangsungan bisnis adalah dokumen yang menguraikan informasi penting tentang perusahaan yang diperlukan jika terjadi keadaan darurat atau tidak terduga.

Rencana ini dapat mencakup tip dan teknik pemulihan dan pencegahan yang digunakan untuk melindungi perusahaan dari ancaman serta memandu karyawan dan personel lain jika terjadi bencana.

Sebagian besar bisnis akan menyiapkan rencana kesinambungan bisnis segera setelah dimulainya perusahaan atau setelahnya sehingga siap dan tersedia jika keadaan darurat muncul.

Untuk membuat rencana kelangsungan bisnis, perusahaan harus terlebih dahulu mengidentifikasi potensi ancaman dan keadaan darurat yang mungkin dihadapi selama masa hidup dalam sebuah bisnis atau usaha.

Risiko umum yang dapat diidentifikasi oleh perusahaan termasuk serangan siber dan bencana alam (banjir, angin topan, dll.).

Tujuan utamanya adalah untuk menentukan jenis peristiwa apa yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

Setelah risiko ini diidentifikasi, rencana kesinambungan bisnis dapat menguraikan hal-hal berikut:

  • Bagaimana ancaman spesifik akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi
  • Kerusakan diantisipasi jika peristiwa tertentu terjadi
  • Membuat dan menerapkan prosedur yang akan membantu mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh ancaman
  • Secara teratur menguji prosedur ini untuk memastikannya efektif
  • Tinjau rencana kesinambungan bisnis setiap tahun (atau lebih sering) untuk memastikannya mutakhir dan efektif

Membuat business continuity plan membantu perusahaan terus beroperasi dalam menghadapi bencana.

Tanpa rencana ini, perusahaan dapat kehilangan pendapatan, mengalami biaya yang lebih tinggi dan mengalami penurunan profitabilitas secara keseluruhan.

Baca juga: Revenue Stream: Pengertian, Contoh, Manfaat, Jenis, dan Cara Meningkatkannya

Mengapa Business Continuity Plan Penting?

Memiliki business continuity plan terkini dapat bermanfaat karena sejumlah alasan.

Rencana ini penting karena memberi perusahaan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti untuk diambil dalam keadaan darurat.

Hal ini dapat memastikan bahwa personel siap dan tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga perusahaan tetap beroperasi meskipun dalam kondisi buruk.

Selain itu, rencana kesinambungan bisnis penting karena:

  • Memastikan bahwa semua orang berada di halaman yang sama dalam keadaan darurat
  • Mempersiapkan karyawan untuk menangani bencana
  • Melatih personel tentang cara menangani situasi darurat tertentu
  • Membantu perusahaan lebih memahami polis asuransi mereka dan mempersiapkan apa yang tidak tercakup dalam polis
  • Dapat mencegah waktu henti yang berlebihan jika terjadi bencana
  • Memungkinkan perusahaan untuk menyadari potensi ancaman atau kelemahan dalam organisasi
  • Dapat memungkinkan bisnis untuk terus menyediakan kebutuhan pelanggan meskipun dalam keadaan darurat

Semakin rinci rencana kelangsungan bisnis, semakin siap perusahaan jika menghadapi situasi atau peristiwa darurat.

Banner 2 kledo

Baca juga: Product Life Cycle: Pengertian, Tahapan, dan Pengelolaannya

Jenis Continuity Plan

Mari jelajahi berbagai jenis BCP dan tujuannya dalam keseluruhan strategi kelangsungan bisnis Anda.

Business continuity plan

ISO 22301 menyatakan bahwa BCP biasanya harus fokus pada implementasi, pemeliharaan, dan manajemen sistem yang dirancang untuk melindungi terhadap gangguan yang timbul serta pemulihan sumber daya, layanan, dan aktivitas yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan fungsi bisnis penting.

Dalam banyak hal, strategi pemulihan yang berhasil mungkin menyerupai urutan rencana kesinambungan bisnis yang dimulai dalam urutan yang diprioritaskan, dengan pelaporan status mereka yang berkelanjutan kepada tim manajemen krisis.

Komunikasi antara tim pemulihan tingkat departemen dan tim manajemen krisis sangat penting dalam melaksanakan pemulihan yang berhasil sesuai dengan metodologi di BCP.

Sebuah BCP menguraikan hal berikut:

  • Sumber daya yang perlu dilanjutkan untuk memungkinkan kesinambungan produk dan layanan.
  • Daftar prioritas sumber daya yang perlu tersedia untuk menjalankan departemen tertentu setelah gangguan.
  • Peran, tanggung jawab, dan informasi kontak yang ditetapkan dari personel yang melaksanakan proses pemulihan.
  • Metode komunikasi dengan semua pemangku kepentingan.
  • Manual book untuk memungkinkan peserta pulih dan beroperasi setelah gangguan.

Crisis communications plan

Bagaimana Anda berkomunikasi dengan pemangku kepentingan tentang status bisnis Anda saat terjadi gangguan?

Crisis communications plan memastikan bisnis dapat berkomunikasi dengan cepat, akurat, dan percaya diri dengan pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.

Ini juga mencakup implikasi hukum yang terkait dengan pernyataan publik dan poin-poin penting tertentu yang dapat memengaruhi respons dan pemulihan.

Tujuannya adalah untuk meminimalkan kerusakan reputasi akibat komunikasi yang buruk.

Crisis communications plan menguraikan hal-hal berikut:

  • Individu yang akan melakukan komunikasi internal dan eksternal masing-masing.
  • Pemangku kepentingan internal dan eksternal, seperti pelanggan, mitra bisnis, dan pemasok.
  • Metode komunikasi primer dan sekunder dengan pemangku kepentingan masing-masing.
  • Pesan boilerplate didistribusikan ke masing-masing pemangku kepentingan.
  • Kapan dan bagaimana setiap pemangku kepentingan akan dihubungi selama gangguan.

Baca juga: Value Chain Management: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Crisis management plan

Crisis management plan dirancang dengan mempertimbangkan manajer tingkat yang lebih tinggi dan memberikan respons terstruktur terhadap gangguan yang berpotensi mengancam kelangsungan bisnis.

Biasanya, ini tidak berurusan dengan aktivitas pemulihan dari proses bisnis tunggal, dan sebaliknya berfokus pada tugas tingkat tinggi yang akan membantu organisasi secara keseluruhan untuk merespons dan memulihkan.

Rencana manajemen krisis menguraikan hal-hal berikut:

  • Struktur yang akan membantu manajer tingkat atas menilai situasi dan potensi dampak gangguan.
  • Garis waktu untuk mengaktifkan rencana.
  • Aktivitas dan sumber daya yang harus dipulihkan di seluruh organisasi.
  • Peran dan tanggung jawab mereka yang akan melaksanakan rencana.

Disaster Recovery Plan (DR Plan)

Disaster recovery plan bencana memulihkan infrastruktur TI penting jika terjadi gangguan.

DR terutama berkaitan dengan pemulihan operasi TI kritis setelah krisis. Tidak seperti aspek lain dari BCP, rencana DR biasanya dijalankan oleh manajer TI yang bertanggung jawab untuk memulihkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Rencana DR menguraikan hal-hal berikut:

  • Ambang batas yang ditentukan untuk kehilangan data yang dapat diterima (RPO) dan waktu henti (RTO).
  • Fungsionalitas setiap aplikasi setelah restorasi.
  • Spesifikasi teknis untuk memulihkan perangkat lunak atau perangkat keras (misalnya, host, jaringan, dan keamanan).
  • Profesional TI yang bertugas mengelola pemulihan dan pengujian.

Cara Membuat Business Continuity Plan

business continuity plan

Membuat vusiness continuity plan sering kali terdiri dari beberapa langkah yang harus diikuti perusahaan untuk merencanakan bencana secara efektif.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang paling umum digunakan ketika merumuskan rencana kelangsungan bisnis:

1. Siapkan analisis dampak bisnis

Langkah pertama dalam membuat rencana kelangsungan bisnis adalah merumuskan analisis dampak bisnis.

Analisis ini melihat fungsi bisnis apa yang akan terkena dampak berbagai bencana serta efek dari dampak tersebut pada organisasi.

Analisis dampak bisnis harus mencakup dampak operasional dan keuangan yang akan ditimbulkan oleh kerugian bisnis terhadap perusahaan serta kapan kerugian ini akan sangat mempengaruhi perusahaan.

Analisis dampak bisnis memungkinkan organisasi untuk menentukan proses bisnis mana yang akan memiliki dampak tertinggi pada fungsi operasional dan keuangan perusahaan.

Baca juga: Klasifikasi Produk: Definisi, Jenis dan Tips Pemasarannya

2. Identifikasi strategi pemulihan

Setelah dampak kerugian bisnis terhadap perusahaan diidentifikasi, langkah selanjutnya dalam membuat rencana kesinambungan bisnis adalah menentukan strategi pemulihan yang dapat digunakan untuk memulihkan fungsi bisnis yang paling penting.

Misalnya, bagian ini dapat menjawab pertanyaan seperti sarana komunikasi lain apa yang tersedia jika saluran telepon atau komputer terputus, produk atau layanan mana yang paling kritis dan harus dipulihkan terlebih dahulu, dan masalah apa yang harus ditangani dalam 24 hingga 24 jam pertama. 48 jam setelah peristiwa tak terduga terjadi.

3. Kembangkan rencana dan atur tim

Banyak perusahaan akan membentuk tim yang akan membantu mengembangkan rencana kelangsungan bisnis dan kerangka kerja spesifiknya.

Tim ini biasanya terdiri dari individu-individu yang akan bertanggung jawab untuk memberlakukan rencana kelangsungan bisnis jika terjadi bencana.

4. Uji tim dan rencana kelangsungan bisnis

Untuk memastikan bahwa rencana tersebut efektif dan jelas dan bahwa tim dapat mengikuti rencana tersebut, pengujian harus dilaksanakan.

Pengujian dapat dilakukan dengan mensimulasikan berbagai skenario risiko dan meminta tim untuk menjalankan peran yang ditetapkan dalam setiap skenario.

Tim juga harus dilatih secara teratur dan terus mengetahui setiap perubahan rencana atau kemajuan teknologi yang dapat membantu selama keadaan darurat.

Baca juga: Analisa Usaha: Tahapan, Teknik, dan Tips Melakukannya

Bagaimana Menganalisis Dampak Kelangsungan Bisnis

Bagi banyak perusahaan, langkah pertama dalam membuat rencana kesinambungan bisnis adalah menganalisis dampak situasi tertentu terhadap operasi perusahaan.

Ini paling sering disebut sebagai analisis dampak bisnis. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk melakukan analisis dampak bisnis bagi perusahaan Anda:

1. Tentukan dampaknya

Analisis dampak bisnis harus mengidentifikasi dampak yang diantisipasi dari situasi tertentu terhadap perusahaan Anda.

Misalnya, Anda dapat mempertimbangkan hilangnya penjualan, pendapatan tertunda, denda peraturan, peningkatan biaya, dan ketidakpuasan pelanggan sebagai bagian dari dampak peristiwa tak terduga yang mungkin terjadi pada organisasi Anda.

Anda harus mempertimbangkan dampak dari berbagai skenario risiko untuk memastikan bahwa daftar dampak Anda lengkap.

2. Identifikasi durasi dan waktu kejadian tak terduga

Menentukan kapan risiko tertentu akan memiliki dampak terbesar pada perusahaan Anda juga merupakan langkah penting dalam analisis dampak bisnis.

Misalnya, jika Anda mengalami pemadaman listrik di tengah malam, Anda mungkin tidak akan rugi banyak jika ada urusan.

Namun, jika Anda kehilangan daya selama jam operasi atau selama beberapa hari pada suatu waktu, Anda akan lebih mungkin mengalami kerugian bisnis yang signifikan.

Juga, jika Anda adalah toko ritel dan lokasi Anda kebanjiran dan gulung tikar pada minggu-minggu menjelang Natal, Anda mungkin kehilangan lebih banyak bisnis daripada jika skenario yang sama terjadi selama periode yang lebih lambat.

3. Gunakan survei

Selain langkah-langkah yang disebutkan di atas, Anda juga harus mempertimbangkan untuk mensurvei personel di organisasi Anda yang memahami prosesnya.

Meminta masukan dari orang lain tentang dampak potensial dari suatu risiko dapat membantu Anda mencakup semua skenario yang mungkin dan lebih siap.

Baca juga: Apa itu Vendor dan Bagaimana Cara Memilih Vendor yang Baik?

Itulah pengetahuan singkat dan contoh mengenai business continuity plan (BCP) sebagai strategi hadapi krisis bisnis.

Seperti yang telah kami bahas pada artikel diatas, teknologi merupakan salah satu ruang lingkup krisis yang perlu menjadi perhatian apalagi jika teknologi itu menyangkut tentang keuangan.

Kledo sebagai salah satu software akuntansi yang telah dipercaya oleh ratusan perusahaan bahkan bisnis UKM sebagai tools keuangan.

Software akuntansi Kledo juga siap membantu Anda dalam menghadapi krisis dengan memberikan kemudahan dalam membuat laporan keuangan, invoice, dan juga perhitungan suplai barang.

Dengan menggunakan aplikasi sistem informasi akuntansi proses pencatatan transaksi bisnis Anda akan terhindar dari kesalahan manusia.

Jadi tunggu apalagi? Mudahkan proses pembukuan dan business continuity plan dalam bisnis Anda dengan menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

  • Latest Posts

sugi priharto

  • Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Baik pada Perusahaan - 26 Januari 2024
  • Margin dan Markup: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya - 26 Januari 2024
  • Deferred Revenue: Pengertian, Contoh, dan Cara Penjurnalannya - 25 Januari 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Please enter an answer in digits: 1 × four =

business continuity plan (bcp) adalah

Temukan semua fitur akuntansi yang Anda butuhkan disini

Pantau peforma bisnis real-time

Optimal kelola inventaris barang

Proses otomatis minim risiko

Atur dan pantau operasional

Kelola pajak langsung

Buat invoice otomatis

Pantau peforma bisnis dimanapun

Insight & rekomendasi instan

Transaksi semua metode

Pendanaan untuk akselerasi bisnis

Pencatatan otomatis untuk pengelolaan keuangan bisnis

Buat semuanya menjadi lebih cepat melalui integrasi

Dapatkan hadiah /langganan Mekari Jurnal gratis

Mekari Jurnal adalah software akuntansi online yang terintegrasi & kembangkan bisnis tanpa batas

Mekari Jurnal

Ketahui semua fitur dan benefit dari Mekari Jurnal secara cepat dan ringkas dalam satu brosur interaktif

Temukan solusi sesuai dengan industri dan skala bisnis

Pantau stok & kinerja outlet

Lacak & kirim pembayaran

Kontrol bahan baku

Pengaturan biaya cepat

Konversi catatan inventaris

Konsolidasi laporan outlet

Terhubung marketplace

Update pengelolaan inventaris

Usaha rintisan

Perusahaan berkembang

Perusahaan skala besar

Kontrol dan transparansi outlet

Konsultasi bisnis menyeluruh dengan partner konsultan berpengalaman

Mekari Jurnal

Kembangkan bisnis konsultan Anda dengan bergabung menjadi Partner Konsultan dari Mekari Jurnal

Referensikan rekan bisnis Anda, dapatkan cash reward / gratis berlangganan Mekari Jurnal

Temukan Informasi terbaru dan terlengkap seputar akuntansi.

Ikuti berbagai kursus online akuntansi & keuangan bersertifikat.

Panduan lengkap pengoperasian software Mekari Jurnal.

Telah dipercaya oleh lebih dari 35.000 perusahaan di Indonesia.

Pelajari bagaimana Mekari Jurnal membantu bisnis berkembang.

Semua solusi dirancang khusus untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

Mekari Jurnal

  • Hubungi Sales

Kenali Business Continuity Plan (BCP): Strategi Hadapi Krisis Bisnis

Kenali fungsi Business Continuity Plan (BCP): Strategi Hadapi Krisis Bisnis

Business Continuity Plan (BCP) adalah salah satu strategi perusahaan dalam menghadapi krisis. Pahami pengertian, fungsi, tujuan dan contoh Business Continuity Plan (BCP) adalah apa saja.

Ada saat dimana bisnis Anda mengalami krisis. Misalnya ketika bencana alam, krisis moneter, atau bahkan krisis kesehatan karena pandemi global COVID-19.

Sebagai langkah strategis agar perusahaan dapat bertahan dalam krisis , Anda perlu merancang Business Continuity Plan (BCP). Lalu apa sebenarnya Business Continuity Plan (BCP)?

Kelola Usaha Mikro Kecil secara Efektif. Pelajari Fitur Jurnal Selengkapnya di sini!

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Contoh fitur Mekari Jurnal yang permudah pembuatan laporan keuangan.

Definisi Business Continuity Plan (BCP)

Business Continuity Plan (BCP) sendiri adalah strategi atau proses penyusunan sistem preventif dan kuratif dalam rangka mengurangi atau mencegah dampak terjadinya krisis terhadap aktivitas bisnis yang normal.

Rencana strategis BCP menekankan pada fungsi sumber daya manusia atau sumber daya aset agar tetap berjalan di tengah-tengah krisis.

Adapun krisis yang dimaksud adalah bencana alam, bencana kemanusiaan seperti peperangan, krisis moneter, krisis politik, krisis keamanan siber, dan krisis kesehatan seperti pandemi global .

Tools yang digunakan dalam melakukan perencanaan bisnis berkelanjutan (BCP) bermacam-macam. Contohnya Anda dapat menggunakan Ishikawa’s fishbone , VUCA, atau OODA loop .

Pada dasarnya kegiatan BCP adalah mengidentifikasikan masalah dan membuat kebijakan cepat dalam menghadapi masalah tersebut.

Di Indonesia sendiri belum ada badan independen yang dapat menanggulangi krisis bisnis. Namun di beberapa negara seperti di Amerika Serikat memiliki US Federal Reserve Board dan di Singapura ada Monetery Authority of Singapore.

Badan-badan tersebut berperan dalam menyusun langkah strategis dalam menanggulangi krisis yang selanjutnya menjadi pedoman pelaku bisnis atau institusi di bawahnya.

Tujuan dan Ruang Lingkup Business Continuity Plan (BCP)

Tujuan dan Ruang Lingkup Business Continuity Plan (BCP)

Tujuan dan fungsi Business Continuity Plan (BCP) adalah untuk memperkecil efek peristiwa mengganggu tersebut pada operasional perusahaan dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam proses pemulihan sesegera mungkin dari suatu peristiwa yang mengganggu.

Fungsi BCP juga adalah membantu memperkecil biaya yang berhubungan dengan peristiwa yang mengganggu tersebut dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan itu.

Sebelum menyusun BCP, Anda perlu memperhatikan ruang lingkup yang kemungkinan terdampak oleh krisis. Adapun ruang lingkup tersebut adalah:

1. Sumber Daya Manusia

Dalam hal ini adalah karyawan. Contohnya dalam kasus COVID-19, bagaimana melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan dan bagaimana tata kelola dan distribusi kerja karyawan.

Perusahaan juga perlu memikirkan kesejahteraan sumber daya manusia karyawan seperti gaji dan juga insentif kesehatan.

Jurnal Jadikan Proses Bisnis Lebih Efisien melalui Tools Terintegrasi. Pelajari Fitur Jurnal Selengkapnya di sini!

Dalam hal ini adalah proses bisnis. Saat mengalami krisis, sudah pasti proses bisnis pada perusahaan terdampak akan berubah.

Misalnya dalam kasus COVID-19 dimana anjuran physical distancing harus diberlakukan sehingga perilaku konsumen pun juga berubah.

Lokasi meliputi tempat proses bisnis seperti tempat kerja semasa krisis, apakah perlu work from home , lokasi suplai, lokasi penyimpanan data dan juga lokasi sasaran pasar.

4. Teknologi

Teknologi meliputi proses dan tools yang digunakan dalam menunjang kinerja dan keamanan bisnis seperti aplikasi keuangan online misalnya.

Misalnya teknologi customer relationship management , H R management , supply chain management , hingga software akuntansi .

Ruang lingkup di atas bertujuan agar manajemen mengetahui bagian apa yang harus dikendalikan, dianalisis, dan juga dipulihkan dengan cepat agar bisnis dapat terus dijalankan.

Tidak menutup kemungkinan pengusaha menganalisis keempatnya karena memang ruang lingkup tersebut saling berkaitan.

Baca juga:  Atasi Krisis Bisnis saat Pandemi dengan OODA Loop

Langkah Melakukan Business Continuity Plan ( BCP)

Adapun contoh atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam business continuity plan adalah sebagai berikut:

Risk assessment

Tahap ini perusahaan harus menganalisis risiko terdampak menggunakan ruang lingkup risiko. Perusahaan juga perlu mengamati lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis.

Selain itu asesmen risiko pada tubuh organisasi perusahaan juga perlu dilakukan.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Bisnis UKM Menjadi Lebih Berkembang

Business Impact Analysis

Business Impact Analysis (BIA) adalah suatu proses menentukan dan mendokumentasikan dampak bisnis dari gangguan terhadap kegiatan yang mendukung produk dan layanan utama.

Dampak bisnisnya dapat berupa revenue dan non-revenue (stakeholder/pelanggan, regulasi dan reputasi).

BIA akan menghasilkan daftar krisis aplikasi pada IT, krisis pada fasilitas, krisis proses bisnis pada customer service dan business support.

Metode dalam membangun Business Impact Analysis adalah membuat daftar seluruh sistem atau fasilitas atau aktivitas, lalu menentukan tingkat dampak ( high, low, medium ) dan jangka dampak ( long dan short ), dan terakhir menentukan sistem aplikasi atau aktivitas kritis.

Perencanaan

Rencana meliputi rencana alternatif yang dapat diimplementasikan saat krisis.

Rencana juga meliputi proses kebijakan yang dibentuk oleh perusahaan dan juga mengacu dengan kebijakan pemerintah.

Perencanaan harus dilakukan secara komprehensif dan mencakup semua bisnis mulai dari proses hingga keuangan.

Perencanaan ini bersifat parsial, artinya hanya unit tertentu yang terdampak misalnya marketing , keuangan, atau people management .

Permudah Pengelolaan Inventori dan Stok Barang dengan Jurnal. Baca Fitur Jurnal Selengkapnya di sini!

Pengembangan rencana

Dalam pengembangan rencana, perusahaan harus memikirkan langkah strategis perusahaan pasca-krisis atau saat recovery .

Pada tahap ini perlu peran dari seluruh elemen organisasi bisnis terlibat mulai dari manajemen tingkat atas hingga karyawan pada tingkat bawah.

Testing dan audit

Setelah BCP disusun, BCP juga harus diuji coba dengan mengimplementasikan langsung pada situasi krisis. Setelah diimplementasi, perusahaan juga perlu melakukan audit.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif strategi yang dijalankan.

Itulah pengetahuan singkat dan contoh mengenai business continuity plan (BCP) sebagai strategi hadapi krisis bisnis.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, teknologi merupakan salah satu ruang lingkup krisis yang perlu menjadi perhatian apalagi jika teknologi itu menyangkut tentang keuangan.

Jurnal by Mekari sebagai salah satu software akuntansi yang telah dipercaya oleh ratusan perusahaan bahkan bisnis UKM sebagai tools keuangan.

Jurnal juga siap membantu Anda dalam menghadapi krisis dengan memberikan kemudahan dalam membuat contoh laporan keuangan , invoice , dan juga perhitungan suplai barang. Dengan menggunakan aplikasi sistem informasi akuntansi proses pencatatan transaksi bisnis Anda akan terhindar dari kesalahan manusia.

Cari tahu selengkapnya mengenai produk Jurnal di website Jurnal atau klik link dibawah untuk mencoba demo gratis Jurnal secara langsung.

Ya, cukup ketuk banner di bawah ini untuk mendapatkan promo kesempatan bonus berlangganan software ERP Jurnal selama 60 hari dan diskon 35% (Min subscribe 12 bulan).

Salam sehat dan produktif selalu!

apa itu social distancing dan strategi bisnis

Itulah penjelasan tentang apa itu fungsi, tujuan, dan contoh Business Continuity Plan ( BCP ) adalah seperti apa dan pentingnya dalam menghadapi krisis perusahaan.

Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Jurnal by Mekari untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi .

business continuity plan (bcp) adalah

Klaim Promo

Jurnal by Mekari Logo

The editorial team of Mekari Jurnal

Artikel terkait

Menambah Cabang Anda Tanpa Modal Usaha Ala Kopi Chuseyo

Tim kami akan segera menghubungi Anda. Mohon ditunggu dan pastikan kontak Anda aktif.

Mekari Jurnal

Mohon maaf saat ini demo produk hanya dapat diakses melalui browser komputer/laptop. Silahkan beralih device atau konsultasi gratis dengan kami

Dengan Jurnal, pekerjaan yang membutuhkan waktu yang lama dapat diselesaikan secara real time. Pekerjaan akuntansi bulanan dapat diselesaikan dalam beberapa hari saja

logo

accurate

Apa Itu Business Continuity Plan? Mari Ketahui Lebih Jauh!

oleh Natalia | Nov 24, 2020

Business Continuity Plan 1

Kita jarang mendapat pemberitahuan sebelum bencana melanda setiap bisnis. Meskipun kita membuat rencana yang mendetail, banyak hal bisa salah; setiap insiden unik dan terungkap dengan cara yang tidak terduga. Di sinilah business continuity plan berperan.

Untuk memberi organisasi  bisnis Anda kesempatan terbaik melewatkan masa sulit, Anda perlu meletakkan rencana yang terkini dan teruji di tangan semua personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan bagian mana pun dari rencana itu.

Kurangnya rencana tidak hanya berarti organisasi Anda akan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperlukan untuk pulih dari suatu peristiwa atau insiden. Anda bisa keluar dari bisnis untuk selamanya.

Ingin menngetahui lebih jauh tentang business continuity plan  lebih jauh?

Apa itu Business Continuity Plan ?

Business continuity plan (BCP) atau Perencanaan kelangsungan bisnis adalah dokumen yang menguraikan bagaimana bisnis akan terus beroperasi selama gangguan layanan yang tidak direncanakan.

Ini adalah perencanaan yang lebih komprehensif daripada rencana pemulihan bencana dan berisi kemungkinan untuk proses bisnis, aset, sumber daya manusia, dan mitra bisnis – setiap aspek bisnis yang mungkin terpengaruh.

Paket  rencana biasanya berisi daftar periksa yang mencakup persediaan dan peralatan, cadangan data, dan lokasi cadangan. Rencana juga dapat mengidentifikasi administrator rencana dan menyertakan informasi kontak untuk perespon darurat, personel kunci dan penyedia situs cadangan.

Rencana dapat memberikan strategi terperinci tentang bagaimana operasi bisnis dapat dipertahankan untuk pemadaman jangka pendek dan jangka panjang.

Komponen utama dari Business continuity plan (BCP) adalah rencana pemulihan bencana yang berisi strategi untuk menangani gangguan TI pada jaringan, server, komputer pribadi, dan perangkat seluler.

Rencana tersebut harus mencakup bagaimana membangun kembali produktivitas kantor dan perangkat lunak perusahaan sehingga kebutuhan bisnis utama dapat dipenuhi. Solusi manual harus diuraikan dalam rencana, sehingga pengoperasian dapat berlanjut hingga sistem komputer dapat dipulihkan.

Ada tiga aspek utama rencana kesinambungan bisnis untuk aplikasi dan proses utama:

Ketersediaan tinggi: Sediakan kemampuan dan proses sehingga bisnis memiliki akses ke aplikasi terlepas dari kegagalan lokal. Kegagalan ini mungkin terjadi dalam proses bisnis, dalam fasilitas fisik atau dalam perangkat keras atau perangkat lunak TI.

Operasi berkelanjutan: Menjaga kemampuan untuk menjaga segala sesuatunya berjalan selama gangguan, serta selama pemadaman yang direncanakan seperti pencadangan terjadwal atau pemeliharaan terencana.

Pemulihan bencana : Tetapkan cara untuk memulihkan pusat data di situs berbeda jika bencana menghancurkan situs utama atau membuatnya tidak dapat dioperasikan.

Baca juga: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Pengertian dan Contohnya

Mengapa Business Continuity Plan itu Penting?

Perencanaan kesinambungan bisnis tidak hanya bagus untuk dimiliki; ini penting untuk setiap bisnis, dan gangguan bisa jadi mahal.

Kami membicarakan apa saja, mulai dari serangan DDoS yang membuat situs Anda offline pada sore hari, kebakaran gudang yang mengakibatkan hilangnya produk secara massal, hingga gangguan rantai pasokan yang membuat produk Anda tidak sampai ke tangan Anda tepat waktu.

Tidak adanya rencana untuk memulai tanggap darurat dapat menyebabkan kerugian finansial, hilangnya kepercayaan konsumen (dan anggota tim), dan memengaruhi reputasi merek Anda. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memiliki rencana kontinuitas.

1. Menjaga operasi bisnis.

Jika Anda dapat menjaga agar operasi bisnis Anda tetap berjalan melalui krisis, Anda dapat mengurangi kerugian finansial dan mengirim pesan stabilitas kepada anggota tim dan pelanggan Anda. Memiliki kemitraan yang kuat dengan fungsi sumber daya manusia Anda akan menjadi penting di sini.

2. Bangun kepercayaan pelanggan.

Pelanggan Anda ingin tahu bahwa Anda dapat menanggapi apa pun, sehingga mereka dapat terus mengharapkan layanan dari merek Anda yang biasa mereka terima. Dalam situasi bencana, konsumen sering kali melihat merek favorit mereka untuk melihat bagaimana mereka bereaksi di panggung publik dan bagaimana mereka mampu menghadapi badai internal.

Baca juga: Visual Merchandising: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Tips Melakukannya

3. Pertahankan merek dan reputasi Anda.

Bencana dan gangguan skala besar kemungkinan besar akan menjadi umpan media, jadi kecil kemungkinan Anda akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rencana Anda secara diam-diam. Dunia akan mengawasi. Merek yang tampak siap dan mampu tampil dengan kekuatan, konsistensi, dan keanggunan akan membuktikan ketahanan mereka kepada konsumen.

4. Lindungi rantai pasokan Anda.

Rantai pasokan adalah contoh bagus dari pepatah, “Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang.” Gangguan rantai pasokan sering terjadi karena ada banyak hal yang dapat terjadi. Pandemi dapat menutup fasilitas manufaktur, misalnya. Atau bencana alam dapat melumpuhkan transportasi di wilayah geografis yang penting. Rencana yang baik akan menetapkan opsi yang sudah diperiksa untuk menghindari masalah rantai pasokan.

5. Mendapatkan keunggulan kompetitif.

Dalam kasus di mana banyak bisnis terpengaruh oleh gangguan, kemampuan Anda untuk menjalankan bisnis kembali akan sangat membantu dalam menunjukkan kepada konsumen bahwa merek Anda adalah yang terbaik.

Di masa bencana, konsumen juga mengamati merek dengan cermat untuk melihat bagaimana mereka akan bereaksi. Tindakan yang cepat namun tepat akan membangun kepercayaan pada merek Anda, memberi Anda keunggulan dari pesaing Anda.

6. Mengurangi risiko keuangan.

Mengetahui apa yang harus dilakukan dengan cepat jika terjadi gangguan bisnis adalah bagian penting dari manajemen risiko. Semakin lama downtime, semakin besar potensi kerugian finansial. Namun dengan rencana yang tepat untuk mengambil dengan cepat dan memulihkan fungsionalitas yang paling Anda butuhkan, Anda dapat meminimalkan kerugian Anda seminimal mungkin.

Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Penjualan Bisnis dengan Strategi Pre Order

Business Continuity Plan 2

Ancaman Teratas bagi Kelangsungan Bisnis

Bergantung pada bisnis dan tingkat risiko Anda, setiap merek akan memiliki ancaman utama yang berbeda terhadap bisnis seperti biasa. Itulah mengapa penilaian risiko sebelum menyusun rencana kesinambungan bisnis dapat sangat membantu.

Meskipun Anda harus memiliki rencana untuk setiap kemungkinan hasil, ancaman berikut adalah pengganggu bisnis yang paling umum untuk diperhatikan.

1. Pandemi global.

Seperti saat ini, pandemi dapat merusak rencana bisnis Anda dari semua sudut dan arah. Dengan warga yang dipaksa untuk tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan sebanyak mungkin dari sana, meningkatkan permintaan untuk barang-barang tertentu, dan penurunan pasokan karena penghentian pabrik atau gangguan di seluruh rantai pasokan.

Salah satu rencana terpenting yang harus dilakukan jika Anda takut akan pandemi global adalah bagaimana karyawan Anda akan berkomunikasi satu sama lain dan melakukan bisnis yang diperlukan di luar kantor. Penting juga untuk memiliki opsi terkait pasokan jika rantai pasokan Anda terganggu.

2. Bencana alam.

Bencana alam mengacu pada segala hal yang berhubungan dengan cuaca – tornado, badai, tsunami, dll. – atau fenomena alam lainnya seperti gempa bumi, kebakaran hutan, dan letusan gunung berapi.

Beberapa jenis bencana ini sulit untuk diprediksi dan dapat terjadi dalam hitungan detik. Mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada struktur fisik dan apa pun di dalamnya, serta mengganggu rantai pasokan melalui area yang terkena dampak.

3. Pemadaman listrik.

Hilangnya pembangkit listrik, jalur komunikasi, atau pemadaman air dapat menyebabkan gangguan parah pada operasi sehari-hari, berpotensi merusak aset fisik, dan kehilangan produktivitas dan layanan.

4. Keamanan Siber.

Serangan dunia maya adalah serangan berbasis komputer apa pun terhadap aset teknis. Contoh serangan cyber termasuk serangan ransomware, pencurian data, injeksi SQL, dan serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS).

Ini akan meningkatkan risiko infrastruktur teknis Anda yang akan memiliki fungsi terbatas hingga masalah teratasi. Paling buruk, jika Anda tidak memiliki cadangan data, Anda berpotensi kehilangan akses ke semua data bisnis Anda.

Baca juga: Business Model Canvas: Pengertian, Elemen dan Fungsinya Bagi Bisnis

4 Karakteristik yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Business Continuity Plan

Anda mungkin dapat menghindari beberapa gangguan besar, tetapi selalu ada ruang untuk hal yang tidak terduga. Itulah mengapa Anda membutuhkan rencana yang solid untuk memulihkan bisnis Anda setelah bencana melanda.

1. Komprehensif

Anda mungkin tidak akan pernah bisa merencanakan setiap kemungkinan gangguan atau kombinasinya – tetapi perencanaan ini patut dicoba. Jangan berasumsi bahwa rencana pertama Anda akan berhasil. Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki rencana cadangan, dan plan cadangan untuk setiap rencana cadangan Anda. Pertimbangkan setiap faktor yang dapat berperan, dan asumsikan bahwa semuanya akan salah di beberapa titik.

2. Realistis

Anda tidak ingin berada dalam situasi bencana dan menemukan bahwa rencana terbaik Anda sebenarnya tidak dapat dilakukan sesuai rencana. Bersikap realistis tentang rencana yang telah Anda susun dan pastikan bahwa rencana tersebut memiliki sebanyak mungkin rencana darurat.

Bisnis itu rumit, jadi kami tidak akan duduk di sini dan mengatakan rencana kelangsungan bisnis Anda harus sederhana. Tetapi itu harus dapat dijalankan secara efisien dan dengan sumber daya yang Anda miliki. Tekanan dan ekspektasi ekstra pada saat bencana atau gangguan dapat membuat tugas-tugas rutin menjadi lebih sulit untuk diselesaikan. Pastikan ini diperhitungkan dalam rencana Anda.

4. Beradaptasi

Sisakan banyak ruang dalam rencana Anda untuk beradaptasi dengan momen, karena keadaan berubah – terkadang dalam hitungan menit. Rencana tersebut harus memperhitungkan pemantauan situasi secara konstan dan memberikan landasan yang baik untuk menjadi poros dalam menangani masalah yang dihadapi.

Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Tanpa Modal? Berikut Tipsnya

5 Langkah dalam Membuat Business Continuity Plan yang Efektif

Jangan menunggu sampai bencana melanda untuk membuat rencana yang baik. Jika organisasi Anda belum memiliki rencana kesinambungan bisnis yang efektif, sekaranglah waktunya untuk membuatnya.

Upaya yang terlibat sangat sepadan dengan waktu Anda dan akan memberi perusahaan Anda peluang terbaik untuk bertahan hidup setelah peristiwa yang tidak terduga. Berikut adalah lima langkah yang terlibat dalam menetapkan Business Continuity Plan dasar untuk organisasi Anda.

1. Bentuk tim manajemen kelangsungan bisnis.

Tim kesinambungan bisnis organisasi Anda menerapkan dan menjalankan rencana kesinambungan bisnis. Susunan tim Anda bergantung pada ukuran perusahaan Anda dan bagaimana Anda berencana untuk meluncurkan program.

Minimal, tim kelangsungan bisnis Anda harus menyertakan manajer, asisten manajer, dan asisten administrasi dari setiap departemen.

Orang-orang ini akan mempersiapkan standar untuk proyek, melatih anggota tim tambahan, dan mengidentifikasi proses untuk membuat aliran proyek lebih lancar.

Jika organisasi Anda berukuran sedang atau besar, Anda sebaiknya menyertakan personel tambahan dalam tim dan membagi tanggung jawab yang sesuai. Setiap organisasi berbeda, tetapi secara umum, tim kesinambungan bisnis Anda harus memiliki setidaknya satu perwakilan dari setiap departemen.

2. Lakukan analisis dampak bisnis.

Setelah tim Anda berkumpul, langkah kedua dari perencanaan kesinambungan bisnis adalah memahami risiko operasional, keuangan, dan fisik perusahaan Anda jika terjadi gangguan. Anda dapat menentukan jenis risiko ini melalui “analisis dampak bisnis” atau business impact analysis (BIA).

Pada intinya, analisis dampak membantu organisasi mengidentifikasi risiko dan ancaman spesifik terhadap operasi, kinerja keuangan, reputasi, karyawan, dan rantai pasokan. BIA adalah titik awal yang bagus untuk identifikasi dan penilaian risiko.

Mintalah tim Anda melakukan brainstorming daftar risiko dan ancaman terhadap bisnis Anda. Setelah Anda membuat daftar potensi risiko bagi organisasi Anda, diskusikan bagaimana risiko tersebut dapat memengaruhi operasi.

Analisis dampak bisnis itu rumit dan biasanya memerlukan kuesioner yang komprehensif untuk mengumpulkan informasi yang Anda perlukan.

Contohnya Anda bisa membuat kuesioner analisis dampak bisnis, yang akan membantu Anda mengidentifikasi dengan lebih baik proses bisnis penting, saling ketergantungan di antara pemangku kepentingan, ketergantungan rantai pasokan, waktu minimum yang diperlukan untuk memulihkan operasi, dan staf minimum yang diperlukan untuk mendukung bisnis seperti biasa.

Setelah Anda menerima jawaban kuesioner yang lengkap, tinjau dan lakukan wawancara tindak lanjut untuk memvalidasi informasi dan mengisi kesenjangan pengetahuan.

Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Bisnis Kuliner

3. Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dengan analisis kesenjangan.

Saat ini, tim kesinambungan bisnis Anda telah melakukan analisis dampak, yang mengidentifikasi dan mendokumentasikan potensi risiko terhadap perusahaan Anda setelah terjadinya bencana.

Analisis Anda mungkin telah mengungkapkan perbedaan antara sumber daya yang Anda miliki dan sumber daya yang masih Anda butuhkan. Di sinilah tim Anda ingin melakukan “analisis kesenjangan”.

Analisis kesenjangan mengidentifikasi persyaratan pemulihan perusahaan versus sumber daya saat ini. Ini juga mengungkapkan opsi pemulihan dan strategi yang disepakati. Setelah analisis Anda selesai, Anda akan siap untuk mempelajari dan menerapkan strategi pemulihan.

4. Jelajahi dan terapkan strategi pemulihan.

Mengetahui risiko bagi organisasi Anda itu penting, tetapi mengetahui cara bereaksi dan memulihkan diri sangat penting untuk bangkit kembali setelah peristiwa yang tidak terduga.

Langkah keempat dari perencanaan kesinambungan bisnis hanya melakukan ini; ini mengidentifikasi strategi pemulihan untuk bisnis Anda dan menjelaskan cara menerapkannya.

Begitu bisnis Anda terkena dampak dan kerugian finansial mulai tumbuh, mungkin sulit untuk pulih tanpa rencana. Sebagai ilustrasi, diskusikan contoh pertanyaan berikut dengan tim Anda:

  • Jika fasilitas kita atau peralatannya rusak, bagaimana kita akan terus memenuhi permintaan produk atau layanan?
  • Apakah kita memiliki cara agar SDM, manufaktur, penjualan, dan personel pendukung aktif dan berjalan setelah bencana sehingga kita dapat terus menghasilkan uang?
  • Jika fasilitas kami terkena dampak bencana alam, apakah karyawan akan bekerja dari rumah atau di lokasi alternatif?

Masalah seperti ini akan dibahas dalam rencana kelangsungan bisnis Anda. Untuk setiap skenario bencana yang dikumpulkan dalam analisis dampak bisnis Anda, diskusikan pertanyaan dan kekhawatiran apa pun yang mungkin Anda miliki terkait keadaan tersebut.

5. Menguji hasil, menyajikan rekomendasi, dan melakukan perbaikan.

Rencana kesinambungan bisnis tidak pernah benar-benar selesai, karena risiko dan persyaratan organisasi tidak pernah ditetapkan.

Sebaliknya, mereka berubah dan beradaptasi seiring pertumbuhan bisnis. Itu selalu merupakan ide yang baik untuk menguji rencana kesinambungan bisnis Anda untuk memastikannya efektif, mengamati hasil dan membuat rekomendasi untuk perbaikan.

Subjek kelangsungan bisnis bersifat ekspansif. Dengan begitu banyak sumber daya yang tersedia di internet, mungkin sulit untuk mengetahui dari mana harus memulai. Kami menganjurkan agar Anda mulai dengan membaca manfaat perangkat lunak manajemen fasilitas untuk manajemen kelangsungan bisnis.

Baca juga: Tips Terbaik Dalam Menguji Ide Bisnis yang Ingin Anda Bangun

Tidak ada yang pasti. Mungkin Anda tidak akan pernah mengalami gangguan besar pada bisnis Anda. Tetapi peluangnya sangat besar. Pastikan Anda selalu bersiap dengan kemungkinan terburuk pada bisnis.

Menyadari sepenuhnya tingkat risiko Anda dan apa yang perlu dilakukan untuk menjaga agar bisnis tetap bergerak adalah hal yang harus Anda lakukan. Dengan melakukan perencanaan yang baik akan memberi Anda keunggulan kompetitif dan membantu mengurangi risiko keuangan apa pun yang terlibat.

Kemudian, membuat seluruh rencana Anda akan membantu Anda lebih mudah beristirahat di malam hari. Setelah semua orang dalam bisnis Anda merasa nyaman dan terlatih dalam menerapkan rencana ini, Anda akan memiliki ketenangan pikiran untuk mengetahui bahwa jika bencana melanda, tidak semua akan hilang.

Termasuk pada proses pengelolaan keuangan, ada biaknya jika Anda melakukan proses pencatatan pembukuan pada sistem terbaik untuk mendapatkan data keuangan dengan mudah, cepat dan minim kesalahan.

Anda bisa menggunakan Accurate Online sebagai solusi kemudahan pengelolaan keuangan bisnis Anda. Accurate Online sendiri adalah software akuntans i berbasis cloud buatan Indonesia yang sudah digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia dan telah meraih Top Brand Award sejak tahun 2016 sampai saat ini sebagai software akuntansi terbaik di Indonesia.

Jadi apalagi yang masih Anda ragukan? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

accurate berhenti membuang waktu

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

1 pembaca telah memberikan penilaian

Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini 🙁 Jadilah yang pertama!

business continuity plan (bcp) adalah

Artikel Terkait

Apa Saja Bentuk Kepemilikan Bisnis? Ini Berbagai Jenisnya!

Apa Saja Bentuk Kepemilikan Bisnis? Ini Berbagai Jenisnya!

oleh Ibnu | Jan 17, 2024 | Bisnis & UKM

Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai berbagai bentuk kepemilikan bisnis, merinci karakteristik masing-masing dengan fokus pada aspek formalitas yang melandasi struktur organisasi dan pengelolaannya.

Bisnis Woman: Tantangan dan Tips Sukses Menjalaninya

Bisnis Woman: Tantangan dan Tips Sukses Menjalaninya

oleh Natalia | Jan 15, 2024 | Bisnis & UKM

artikel ini akan membahas secara mendalam tentang bisnis woman atau yang dalam bahasa indonesianya adalah bisnis wanita, mulai dari pengertian, tantangan dan tips sukses menjadi bisnis woman.

Ide Bisnis Rumahan Untuk Pemula dan Tips Ampuh Menjalaninya

Ide Bisnis Rumahan Untuk Pemula dan Tips Ampuh Menjalaninya

oleh Ibnu | Jan 15, 2024 | Bisnis & UKM

Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai peluang bisnis rumahan yang cocok untuk para pemula dan beberapa tips ampuh untuk meraih kesuksesan bisnis rumahan.

Solusi Terbaik untuk Masalah Bisnis Anda

young-woman-glasses-showing-laptop-screen-demonstrating-promo-computer-website-store-standi 1 (1)

Gajihub Blog

Gajihub Blog

Informasi terlengkap mengenai pengelolaan SDM, HR, Payroll, dan karir

Contoh Template Business Continuity Plan, Arti, dan Manfaatnya

' src=

Untuk menghindari krisis bisnis yang dapat menyebabkan kerugian besar dan merusak reputasi, setiap perusahaan wajib merancang rencana kelangsungan bisnis atau  Business Continuity Plan  (BCP).

BCP berperan sebagai rencana khusus untuk menjaga fungsi penting perusahaan agar tetap berjalan. Namun, sebenarnya apa yang disebut dengan BCP? Pada artikel kali ini, Gajihub akan membahas tentang pengertian, manfaat, jenis, hingga langkah-langkahnya.

Apa yang Dimaksud dengan Business Continuity Plan?

Business Continuity Plan  (BCP) atau rencana kelangsungan bisnis adalah sebuah dokumen yang berisi langkah-langkah dan prosedur sebagai panduan perusahaan ketika menghadapi krisis.

Rencana tersebut mencakup berbagai hal penting seperti cara beroperasi, daftar aset dan mitra bisnis, tugas-tugas SDM, serta informasi lain yang dapat membantu menjaga hubungan dengan semua pihak terkait. 

Tujuannya sendiri untuk mengatasi berbagai masalah mulai dari gangguan kecil hingga situasi yang serius, seperti bencana alam, serangan siber, gangguan layanan, atau ancaman potensial lainnya.

Oleh karena itu, dalam BCP Anda harus memperhatikan berbagai hal berikut:

  • Mengetahui bagaimana risiko-risiko tersebut bisa mempengaruhi bisnis Anda.
  • Menetapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko-risiko tersebut.
  • Menguji langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk memastikan efisiensinya.
  • Selalu meninjau dan memperbarui rencana tersebut agar tetap relevan dan berfungsi dengan baik.

BCP biasanya direncanakan sebelumnya dengan melibatkan masukan dari pihak-pihak terkait dan karyawan yang memiliki peran penting dalam perusahaan.

Dengan begitu, Anda dapat membantu mengurangi dan merencanakan langkah-langkah khusus untuk menghadapi risiko-risiko dalam setiap fungsi tersebut.

Baca Juga: Cara Membuat Perencanaan Komisi Business Development

business continuity plan

Manfaat Business Continuity Plan

Setiap perusahaan membutuhkan BCP untuk menghadapi terjadinya kemungkinan krisis. Tanpa rencana tersebut, dikhawatirkan perusahaan akan mengalami kerugian finansial, berdampak pada reputasi merek, dan bahkan kehilangan kepercayaan konsumen.

Berikut adalah beberapa manfaat dari BCP:

1. Membantu Menjaga Stabilitas Bisnis

BCP bertujuan untuk menjalankan operasi bisnis bahkan ketika terjadi krisis, serta memastikan stabilitas dalam manajemen bisnis secara keseluruhan. Hal ini membantu mengurangi kerugian finansial dan memastikan bisnis tetap bisa berjalan.

2. Mengelola Kerugian Finansial

Mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menghadapi krisis akan membantu mengurangi dampak pada bisnis. Dengan memiliki strategi yang tepat, bisnis pun dapat menghindari gangguan operasional.

Perlu Anda ingat, semakin lama waktu yang dibutuhkan bisnis untuk bangkit, semakin besar pula potensi kerugian finansial yang akan ditanggung. Melalui BCP, perusahaan pun dapat mengembalikan bisnis sesuai dengan fungsi-fungsinya.

Baca Juga: Inventory Turnover: Pengertian, Manfaat, Hingga Cara Meningkatkannya

3. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Kemampuan perusahaan untuk pulih dengan cepat dari situasi kritis, dapat membantu membagnun kepercayaan konsumen. Sebab, konsumen akan merasa lebih aman ketika berurusan dengan bisnis yang siap bahkan selama masa kritis.

4. Melindungi Reputasi Brand

Dengan BCP, bisnis dapat lebih cepat pulih dari masalah dan tetap beroperasi secara normal. Haal ini membantu melindungi reputasi  brand  perusahaan di mata pelanggan dan pasar.

5. Keunggulan Kompetitif

Bisnis yang memiliki BCP akan lebih siap dalam menghadapi krisis dibandingkan pesaingnya. Hal ini membuat perusahaan unggul di pasaran, karena dapat memulihkan bisnis secara cepat dan tetap beroperasi dengan baik.

Baca Juga: Manajemen Krisis: Pengertian dan Peran Tim HR di Dalamnya

Jenis Business Continuity Plan

Berikut adalah beberapa jenis BCP yang perlu Anda pahami:

1. Operasional

Kelangsungan operasional berarti semua sistem dan proses penting dalam bisnis tetap berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan. Penting untuk memiliki rencana jika terjadi gangguan untuk meminimalkan kerugian pendapatan.

2. Teknologi

Jika bisnis Anda mengandalkan teknologi, penting untuk memastikan sistem teknologi tetap bisa berfungsi dengan baik.

Meskipun Anda tidak bisa mengontrol semua teknologi yang digunakan, ada sistem internal yang perlu dijaga untuk menghindari risiko besar, seperti memiliki cadangan penyimpanan  offline  untuk mengakses dokumen penting.

Kelangsungan ekonomi berarti bisnis Anda tetap menguntungkan meskipun menghadapi gangguan atau situasi sulit. Untuk mencapainya, Anda perlu mempersiapkan bisnis guna menghadapi situasi yang bisa mempengaruhi pendapatan.

4. Tenaga Kerja

Kelangsungan tenaga kerja artinya selalu memiliki jumlah karyawan yang cukup dan tepat untuk menangani pekerjaan yang ada, terutama ketika menghadapi situasi krisis.

Baca Juga: Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja: Panduan Lengkap untuk HR

Keamanan dan keselamatan karyawan, serta aset bisnis merupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu, gangguan keamanan bisa menyebabkan masalah besar dalam operasi dan berdampak pada reputasi bisnis.

Kelangsungan keamanan berarti memprioritaskan keamanan karyawan dan informasi bisnis penting, serta memiliki rencana tindakan jika terjadi masalah keamanan.

6. Lingkungan

Kelangsungan lingkungan berarti tim Anda bisa bekerja dengan efektif dan aman di dalam lingkungan kerja.

Di sini, Anda perlu memikirkan kemungkinan ancaman terhadap kantor atau pusat operasional, serta memiliki rencana tindakan jika terjadi masalah yang berkaitan dengan lingkungan.

7. Reputasi

Reputasi yang baik dan kepuasan pelanggan akan meningkatkan pendapatan bisnis Anda. Sebaliknya, reputasi buruk dapat menyebabkan masalah besar bagi perusahaan.

Untuk itu, Anda harus rutin memantau bagaimana  brand  atau bisnis Anda dipandang di pasaran, mengutamakan kepuasan pelanggan, dan memiliki rencana tindakan jika reputasi perusahaan terancam.

Baca Juga: Expense Management: Pengertian Lengkap dan Tips Mengelolanya

gajihub 3

Cara Menyusun Rencana Business Continuity Plan

Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun rencana kelangsungan bisnis:

1. Pilih Tim Kelangsungan Bisnis

Sebelum mulai merencanakan BCP, bentuk tim manajemen yang akan bertanggung jawab atas rencana ini. Pastikan tim ini terdiri dari orang-orang yang cermat dan terogranisir. Beberapa peran dalam tim antara lain mencakup:

  • Manajer Eksekutif: Orang yang memimpin proses penyusunan rencana dan menjadi penghubung antara eksekutif perusahaan dan tim kelangsungan bisnis.
  • Koordinator Program: Pemimpin tim yang mengkoordinasi semua kegiatan terkait rencana, seperti penganggaran dan pengembangan prosedur pemulihan.
  • Petugas Informasi: Orang yang bertanggung jawab untuk mengakses dan berbagi data terkait rencana kelangsungan bisnis.

2. Tentukan Tujuan

Tentukan apa yang ingin Anda capai dengan rencana yang dibuat, sebab penting untuk mengetahui tujuan akhir. Apakah Anda ingin memulihkan proses bisnis seperti biasa, atau meningkatkan reputasi organisasi.

Saat menetapkan tujuan, pertimbangkan juga anggaran bisnis untuk mengetahui sumber daya yang akan digunakan.

3. Jadwalkan Wawancara dengan Anggota Tim Kunci di Departemen

Selain dari eksekutif dan manajemen tingkat atas, masalah kelangsungan bisnis bisa terjadi di berbagai tingkatan organisasi. Agar analisis Anda benar-benar komprehensif dan bermanfaat, Anda perlu mewawancarau anggota tim penting dari berbagai departemen.

Pilih orang-orang yang mengerti seluk-beluk operasi departemen mereka dan mengerti pentingnya fungsi mereka dalam keseluruhan organisasi. Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti:

  • Apa lima proses terpenting di departemen Anda?
  • Sistem atau aplikasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung operasi Anda?
  • Bagaimana departemen lain bergantung pada pekerjaan Anda di area ini?
  • Menurut Anda, apa hal yang paling penting yang mungkin terlewatkan atau terabaikan?
  • Apa yang akan terjadi jika terjadi skenario terburuk?
  • Siapa yang akan terpengaruh jika terjadi skenario terburuk dan bagaimana dampaknya?

4. Identifikasi Fungsi-Fungsi Kritis dan Jenis Ancaman

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan membantu Anda memahami area bisnis yang memerlukan tindakan cepat. Prioritaskan fungsi-fungsi bisnis dan jenis ancaman yang paling krtis berdasarkan:

  • Kemungkinan terjadinya,
  • Besarnya kerugian yang mungkin terjadi akibat ancaman tersebut.

5. Evaluasi Risiko di Setiap Bagian yang Telah Diidentifikasi

Di sini, Anda perlu mengukur informasi yang telah Anda dapatkan selama wawancara, melalui beberapa pertanyaan berikut:

  • Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari situasi kritis di bagian tersebut?
  • Berapa banyak pendapatan yang akan hilang selama periode itu?
  • Berapa banyak produktivitas yang akan hilang di bagian tersebut?
  • Bagaimana dampaknya pada produktivitas di bagian lain?
  • Bagaimana pelanggan atau pihak terkait lainnya akan terpengaruh?
  • Apakah ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk mengatasi masalah ini?
  • Bagaimana dengan biaya tambahan akibat masalah hukum?
  • Berapa biaya untuk menerapkan tindakan pencegahan?

6. Lakukan Analisis Dampak Bisnis

Setelah Anda melakukan informasi dari berbagai bagian, sekarang saatnya menyusun informasi tersebut ke dalam format yang mencerminkan keseluruhan bisnis menggunakan Analisis Dampak Bisnis.

Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis/BIA) menganalisis operasi utama perusahaan, sumber daya yang penting, bagaimana operasi satu bagian terkait dengan bagian lain, dan berapa lama waktu yang biasanya diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi.

BIA merupakan bagian kunci dalam rencana kontinuitas bisnis akhir. Di sini, Anda merangkum temuan Anda tentang biaya dan manfaat untuk lebih menentukan prioritas.

Baca Juga: Cara Melakukan Pengukuran Kinerja Perusahaan

7. Buat Rencana

Setelah memahami apa yang akan dimasukkan ke dalam rencana, mulailah dengan menyusun draf pertama sebagai dasar rencana. Dalam draf ini, sertakan aspek-aspek berikut agar rencana dapat dilaksanakan dengan baik:

  • Tujuan, objektif, anggaran, dan jangka waktu rencana.
  • Anggota tim kontinuitas bisnis dan peran mereka.
  • Pihak-pihak yang terlibat dalam rencana kontinuitas bisnis.
  • Hasil Analisis Dampak Bisnis.
  • Strategi proaktif untuk mencegah krisis.
  • Strategi reaktif untuk merespons krisis dengan cepat.
  • Upaya pemulihan jangka panjang.
  • Jadwal pelatihan dan pengujian untuk persiapan.

8. Uji Rencana untuk Mencari Kekurangan

Setelah Anda membuat rencana, segera uji rencana tersebut. Mulailah dengan berkomunikasi dengan orang-orang yang memainkan peran penting dalam rencana kontinuitas bisnis Anda.

Setelah mereka mengetahui peran mereka dalam rencana, lakukan tes simulasi dan jalankan rencana tersebut. Catat semua kekurangan atau masalah yang muncul selama proses ini.

9. Perbaiki Berdasarkan Temuan

Setelah pengujian selesai, perbaiki semua kelemahan yang Anda temukan selama proses tersebut. Lanjutkan pengujian dan lakukan perubahan yang diperlukan hingga Anda merasa puas dengan hasilnya.

Ingatlah bahwa perubahan dalam bisnis mungkin saja memerlukan pembaruan pada rencana Anda. Jadi, penting untuk terus menguji dan memastikan rencana Anda selalu sesuai dengan kebutuhan bisnis, sehingga siap dalam menghadapi berbagai krisis.

Baca Juga: Manfaat Daya Saing Perusahaan dan Cara Meningkatkannya

Contoh Business Continuity Plan

Berikut adalah beberapa contoh BCP dengan jenis-jenis krisis yang berbeda:

1. Contoh Business Continuity Plan untuk Hilangnya Pendapatan

Business Continuity Plan

Jenis krisis: Ekonomi.

Bayangkan klien terbesar Anda tutup bisnis, dan ini mengurangi pendapatan tahunan Anda dengan jumlah yang besar.

Apakah klien ini merupakan sebagian besar dari pendapatan Anda dan Anda menganggapnya sebagai pemasukan pasti, atau apakah Anda telah mengantisipasi kemungkinan kehilangan dengan mencari sumber pendapatan lain?

Bagaimana Anda akan mengatasi kehilangan pendapatan, di mana Anda akan mengurangi pengeluaran, dan apakah Anda memiliki rencana yang jelas untuk melindungi pekerjaan karyawan?

Pasar selalu berubah, dan klien bisa pergi. Ekonomi bisa naik atau turun. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami bagaimana bisnis Anda bisa tetap bertahan menghadapi peristiwa-peristiwa seperti: 

  • Kehilangan keuangan
  • Perubahan atau gangguan pasar

2. Contoh Business Continuity Plan untuk Karyawan yang Meninggalkan Perusahaan

business continuity plan

Jenis krisis: Tenaga Kerja

Contoh ini membahas situasi di mana Anda memiliki seorang karyawan berprestasi tinggi dalam tim kepemimpinan. Namun, ada kemungkinan karyawan tersebut memutuskan untuk meninggalkan perusahaan dan mencari pekerjaan baru.

Apakah ada fungsi bisnis yang hanya diketahui oleh karyawan tersebut dan tidak dipahami oleh orang lain? Apakah Anda memiliki tim yang siap mengambil alih tanggung jawabnya jika dia pergi? Bagaimana hal ini akan mempengaruhi jalannya pekerjaan di perusahaan, terutama jika harus mencari pengganti?

Penting untuk mengelola sumber daya dengan baik dan siap untuk menghadapi perubahan dalam tim kerja.

Berikut adalah beberapa contoh ancaman terhadap kelangsungan tenaga kerja Anda:

  • Kesulitan dalam merekrut karyawan baru
  • Karyawan berprestasi yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan
  • Berhentinya pekerjaan atau mogok kerja
  • Konflik di tempat kerja
  • Tidak memiliki sistem dan proses formal untuk menghadapi situasi ini

3. Contoh Business Continuity Plan untuk Serangan Siber

business continuity plan

Jenis krisis: Keamanan

Bayangkan perusahaan phishing mencoba menyusup ke email karyawan Anda untuk mencuri data sensitif perusahaan. Tabel penilaian risiko di atas menjelaskan bagaimana perusahaan dapat mengatasi serangan siber dan pelanggaran data.

Apakah perusahaan Anda memiliki filter spam yang kuat untuk mengurangi email berbahaya? Apakah karyawan Anda telah dilatih tentang keamanan email, sehingga mereka dapat mengenali upaya phishing ?

Jika ada yang tidak sengaja terjebak dalam penipuan, apakah ada protokol yang ditetapkan untuk mengurangi dampak dari pelanggaran data?

Rasa aman bisa didapatkan dengan memiliki prosedur keamanan yang tepat untuk mengurangi risiko dan menangani masalah ketika terjadi.

Berikut adalah beberapa contoh risiko keamanan yang perlu dihadapi dan diatasi, baik yang terkait dengan teknologi maupun fisik:

  • Serangan siber dan pelanggaran jaringan
  • Malware dan virus
  • Pencurian dan vandalisme
  • Email phishing

Baca Juga: Manajemen Karir: Arti, Tujuan, Manfaat, hingga Tantangannya

Template Business Continuity Plan

Untuk mempermudah Anda dalam penyusunan BCP, berikut  template  BCP yang dapat Anda unduh dengan format PDF dan Word.

Template Business Continuity Plan Format PDF

Template business continuity plan format word.

Baca Juga: Perilaku Organisasi: Arti, Teori, Hingga Tips Mengembangkannya

Berdasarkan artikel di atas, dapat dipahami bahwa setiap perusahaan penting untuk mempertimbangkan penyusunan Business Continuity Plan  agar lebih siap dalam menghadapi segala krisis yang mungkin akan datang.

Dengan memiliki BCP yang tersusun dengan baik, kegiatan operasional perusahaan pun dapat tetap berjalan.

Agar Anda lebih fokus dalam penyusunan BCP, Anda dapat menyerahkan urusan pengelolaan data karyawan kepada Gajihub, sebuah software payroll  dan HR yang memiliki beragam fitur menarik.

Dengan Gajihub, Anda akan merasakan kemudahan dalam pengelolaan SDM, mulai dari  slip gaji,  mengelola absensi  dan HRIS,  penghitungan PPh 21  dan  BPJS ,  reimbursement ,  employee self service (ESS) , dan masih banyak lagi.

Yuk, coba gratis selama 14 hari melalui  tautan ini  dan rasakan kemudahannya.

Catatan Kaki:

  • https://blog.hubspot.com/
  • https://www.investopedia.com/

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

IDN Times

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

  • 25 Dec 21 | 23:01

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Pernahkah kamu mengalami kegagalan atau musibah dalam bisnis? Mungkin jika kamu pernah mengalaminya, kamu perlu membuat business continuity plan . Musibah tersebut kadang tak terprediksi sehingga dapat membahayakan bisnis kamu. Untuk itu perencanaan selanjutnya menjadi penting.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan business continuity plan ? Untuk dapat lebih memahami konsepnya, simak dulu pengertian istilah-istilah berikut ini.

Baca Juga: 6 Cara Mudah Membuat Business Plan

1. Musibah dalam bisnis

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Musibah atau masalah dalam bisnis yang dapat mengganggu aktivitas dan bahkan mematikan bisnis perusahaan. Beberapa masalah yang bisa menjadi gangguan ialah waktu, persaingan bisnis, keuangan, pelanggan, karyawan, pemasaran, teknologi dan regulasi. 

Baca Juga: 8 Cara Membuat Proposal Bisnis Plan, Semua Berawal dari Sini!

2. Pengertian business continuity plan

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Business continuity plan (BCP) dapat diartikan sebagai cara atau strategi perusahaan untuk merespons kejadian tak terduga dalam bisnis yang dilakukan. Strategi tersebut direncanakan dengan tujuan agar bisnis tetap dapat berjalan walau tertimpa musibah.

Baca Juga: Dirut BRI Paparkan Strategi Bisnis Pasca Holding UMi Terbentuk

3. Langkah membangun business continuity plan

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Bisnis yang baik adalah bisnis yang memiliki perencanaan untuk mengantisipasi ancaman dari masalah yang tak terduga. Berikut adalah langkah menyusun business continuity plan .

Inisiasi Lingkup dan Rencana

Untuk memulai perencanaan business continuity plan, dibutuhkan langkah untuk melihat keseluruhan kondisi bisnis dan perusahaan. Pelaporan secara detail dapat membantu perencanaan berjalan dengan baik. 

Langkah inisiasi dilakukan dengan melaporkan pekerjaan yang ada di perusahaan, daftar sumber daya yang dimanfaatkan, dan membuat praktik manajemen yang akan dilaksanakan. Proses ini melibatkan seluruh elemen perusahaan mulai dari pimpinan hingga staf. 

Business Impact Assessment (BIA)

Setelah melakukan penyusunan secara detail kondisi perusahaan, maka dilanjutkan dengan proses assessment. Penilaian dilakukan agar penyusunan rencana dapat terukur. 

BIA merupakan dokumen yang digunakan untuk memahami seberapa besar dampak yang muncul ketika  suatu masalah terjadi. Walaupun bisnis masih berjalan, namun menyelesaikan harus tetap dilaksanakan agar dapat meminimalisir dampak. 

Tujuan utama dalam BIA adalah sebagai bagian dari business continuity plan antara lain ialah penentuan prioritas, estimasi downtime  dan mengetahui kebutuhan sumber daya. Untuk mencapainya, terdapat beberapa tahapan dalam BIA. 

Tahapan dalam BIA antara lain adalah (1) melaksanakan identifikasi tiap bagian dalam bisnis, (2) melaksanakan analisis masalah secara operasional dan keuangan, (3) menganalisis hubungan antar bagian, (4) Melaporkan hasil dan rekomendasi berdasarkan assessment. 

4. Pembuatan business continuity plan

Editor’s picks.

  • Jadwal dan Daftar Rute Bus JA Connexion dari Bandara Soetta
  • Pasang Iklan Sekarang Bisa Langsung di WhatsApp, Makin Gampang Jualan!
  • 10 Bank Terbaik di Indonesia versi Forbes, Mana Pilihanmu?

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Pada tahapan ini, segala jenis informasi yang diperoleh melalui tahapan inisiasi dan BIA akan diolah dan dijadikan dasar untuk membuat perencanaan. Proses penyusunan rencana meliputi implementasi, pengujian dan pemeliharaan serta tindak lanjut rencana tersebut. 

Tahapan ini mempertimbangkan bagaimana rencana dapat dijalankan dengan maksimal. Alternatif untuk recovery dapat ditentukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. 

Setelah pembuatan rencana selesai, maka untuk melaksanakannya dibentuk tim tersendiri yang terintegrasi dengan proses bisnis. Tim sangat penting peranannya baik untuk mengumpulkan informasi maupun mengambil keputusan secara cepat saat terjadi masalah.

5. Persetujuan dan implementasi

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Tahapan terakhir yaitu memperoleh persetujuan dari rencana yang telah disusun. Persetujuan ini juga meliputi tim yang dibentuk. Persetujuan diperoleh baik dari manajer maupun dari pimpinan perusahaan. 

Implementasi business continuity plan menjadi poin penting dimana kinerja tim yang terintegrasi harus terukur dan maksimal. Namun dengan perkembangan teknologi , evaluasi dan implementasi dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan dan persiapan business continuity plan . 

6. Bentuk dokumentasi business continuity plan

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Penyusunan dan pelaporan yang baik dapat menjadi kunci dari evaluasi business continuity plan dan implementasi di kemudian hari. Berikut adalah jenis dokumentasi yang dapat dilakukan:

Overview  Dokumentasi berupa ringkasan atau overview merupakan dokumen awal dalam business continuity plan . Ringkasan berisikan tata cara dalam pembuatan BCP dan kondisi perusahaan 

Emergency Response Dokumen ini meliputi daftar bagaimana cara perusahaan dapat keluar dari kondisi darurat yang tidak diinginkan. Kondisi darurat yang tidak ditangani dengan cepat dapat berakibat fatal bagi perusahaan. 

Crisis Management and Communication Dokumentasi ini tidak hanya berisikan antisipasi masalah secara cepat, namun juga detail dan berimbang dengan kondisi perusahaan. Biasanya dokumen ini meliputi perkiraan korban, kerugian finansial atau komunikasi dengan masyarakat dan media. 

Business Recovery Dokumen ini berisikan respon atau usaha dalam pemulihan setelah bisnis tertimpa masalah yang sudah terlanjur terjadi dan tidak dapat dicegah. Lamanya proses pemulihan juga menjadi bagian dari dokumen ini. 

7. Tips dalam membuat business continuity plan

Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatannya

Membuat business continuity plan memiliki beberapa manfaat utama. Beberapa diantaranya ialah (1) menjaga keberlanjutan bisnis, membangun kepercayaan pelanggan, mempertahankan reputasi, melindungi rantai bisnis dan mengurangi risiko finansial.  Untuk mencapainya, berikut beberapa tips yang dapat kamu lakukan.

Efisien Penanggulangan masalah yang efisien akan berdampak baik bagi keuangan perusahaan. Hal ini juga dapat menghemat energi dan waktu sehingga proses kerja lebih maksimal.

Efektif Rencana respon dan pemulihan yang baik adalah rencana yang tepat sasaran dan dilaksanakan dengan baik. Efektivitas dapat diperoleh dengan melakukan asesmen terlebih dahulu. 

Realistis Sebuah rencana dapat dilaksanakan sesuai dengan kapasitas perusahaan dan tim yang dibentuk

Adaptif Perubahan kondisi yang mendadak dan tak terduga memerlukan rencana yang dapat fleksibel dan menyesuaikan kondisi.

Penting ada business continuity plan dalam menjalani bisnis atau sebelum membuat bisnis. Menyiapkan rencana jika sesuatu terjadi pada bisnis kamu, agar terhindar dari kerugian besar saat menghadapi musibah dalam berbisnis. Selamat mencoba!

  • kamus idn times
  • business continuity planning
  • apa itu business continuity planning

Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya

Rekomendasi artikel, berita terpopuler.

  • PRIVACY & POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER

#DIVERSITYISBEAUTIFUL

Survey Idn Times

Eranyacloud Logo Header

Business Continuity Planning (BCP): Strategi Bisnis Berkembang

  • Desember 14, 2023

Business Continuity Planning (BCP)_ Strategi Bisnis Berkembang

Business Continuity Planning (BCP) telah menjadi unsur yang tak terhindarkan dalam dunia bisnis saat ini. Dalam era bisnis yang penuh tantangan dan ketidakpastian, strategi bisnis yang sukses tidak hanya bergantung pada rencana pertumbuhan dan ekspansi.

Namun juga pada kemampuan perusahaan untuk menjaga kelangsungan operasionalnya. BCP merupakan konsep krusial yang mengintegrasikan aspek-aspek strategis dengan tindakan konkret untuk memitigasi risiko yang dapat mengganggu operasi bisnis. 

BCP tidak hanya mencakup rencana darurat saat terjadi bencana alam atau peristiwa tak terduga lainnya, tetapi juga melibatkan pengelolaan risiko secara proaktif, identifikasi titik-titik kerentanan, dan pengembangan strategi yang dapat memastikan kelangsungan operasional yang lancar.

Dengan demikian, BCP bukanlah sekadar langkah yang diambil sebagai respons terhadap krisis, tetapi juga merupakan elemen strategis yang mendorong perusahaan untuk bersiap menghadapi perubahan eksternal dengan lebih efektif, menciptakan keunggulan kompetitif, dan memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang.

Apa itu Business Continuity Planning (BCP)? 

Apa itu Business Continuity Planning

Business Continuity Planning (BCP) adalah proses yang dirancang untuk memastikan kelangsungan operasional suatu organisasi dalam menghadapi berbagai jenis gangguan, bencana, atau peristiwa tak terduga yang dapat memengaruhi operasi bisnis.

BCP bertujuan untuk menjaga agar organisasi tetap berjalan dengan efisien bahkan ketika terjadi gangguan serius, seperti bencana alam, serangan siber , gangguan infrastruktur, atau situasi krisis lainnya.

BCP melibatkan identifikasi risiko-risiko potensial yang dapat mempengaruhi bisnis, penilaian dampak dari risiko-risiko tersebut, dan pengembangan rencana yang mencakup tindakan-tindakan konkret untuk mengatasi risiko tersebut.

Rencana BCP mencakup langkah-langkah seperti pemulihan sistem teknologi informasi, pengamanan data, perencanaan komunikasi, manajemen krisis, serta peran dan tanggung jawab tim-tim khusus yang akan bertindak dalam situasi darurat.

Tujuan serta Ruang Lingkup Business Continuity Planning (BCP)

Tujuan Business Continuity Planning

Tujuan dari Business Continuity Planning (BCP) adalah untuk memastikan kelangsungan operasional suatu organisasi dalam menghadapi berbagai jenis gangguan dan krisis, dengan fokus utama pada meminimalkan dampak negatif dan waktu pemulihan. Beberapa tujuan kunci BCP meliputi:

1. Melindungi Kelangsungan Bisnis

BCP bertujuan untuk menjaga agar operasi bisnis tetap berjalan, bahkan dalam situasi darurat atau bencana.

Hal ini membantu organisasi untuk tetap menghasilkan pendapatan, menjaga reputasi, dan memenuhi kewajiban kepada pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Mengurangi Dampak

BCP bertujuan untuk mengurangi dampak finansial dan operasional dari peristiwa yang mengganggu, seperti bencana alam, serangan siber, atau gangguan infrastruktur.

Ini dapat mencakup pemulihan sistem teknologi informasi, manajemen pasokan, dan pelayanan pelanggan.

3. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif

BCP dapat membantu organisasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dengan memastikan kelangsungan operasional yang lebih baik daripada pesaing dalam situasi krisis.

Ruang lingkup BCP mencakup beberapa area kunci, termasuk:

1) Identifikasi Risiko

BCP mencakup identifikasi berbagai risiko yang dapat mengancam kelangsungan operasional perusahaan, termasuk bencana alam, serangan siber, gangguan infrastruktur, atau situasi krisis lainnya.

2) Penilaian Dampak

Organisasi harus mengevaluasi dampak potensial dari risiko-risiko yang diidentifikasi terhadap operasi bisnis, keuangan, reputasi, dan pemangku kepentingan.

3) Pengembangan Rencana Kontinuitas

BCP melibatkan pengembangan rencana yang mencakup langkah-langkah konkret untuk mengatasi risiko-risiko yang diidentifikasi.

Ini mencakup pemulihan sistem teknologi informasi, manajemen pasokan, manajemen krisis, dan komunikasi.

4) Uji dan Pemeliharaan

BCP juga mencakup uji rutin rencana kontinuitas dan pemeliharaan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa rencana tersebut tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perubahan lingkungan dan risiko-risiko baru.

5) Pendidikan dan Pelatihan

Organisasi perlu memberikan pendidikan dan pelatihan kepada staf mereka untuk memastikan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam pelaksanaan BCP dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat.

BCP adalah sebuah pendekatan holistik yang melibatkan banyak aspek dari operasi bisnis untuk memas

Mengapa Business Continuity Planning (BCP) itu Penting?

Mengapa Business Continuity Planning (BCP) itu Penting

Merancang Business Continuity Plan (BCP) memerlukan waktu yang signifikan dan mengharuskan melakukan uji coba untuk menilai efektivitas rencana tersebut.

Namun, terdapat sejumlah alasan yang mendasari pentingnya perusahaan memiliki BCP:

1. Pemulihan Operasional Lebih Cepat

Perusahaan sulit untuk pulih sepenuhnya setelah menghadapi kejadian buruk. Meskipun BCP tidak dapat mencegah bencana, rencana tersebut dapat mengurangi dampaknya.

Dengan BCP yang ada, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk pulih lebih cepat dan melanjutkan operasionalnya.

2. Backup Tidak Cukup

Mengandalkan hanya backup data di harddisk eksternal atau cloud tidaklah memadai sebagai satu-satunya upaya pemulihan.

Kedua media penyimpanan tersebut rentan terhadap kerusakan akibat bencana. BCP, dengan berbagai rencana yang dirancang, memastikan akses yang aman ke data yang diperlukan, bahkan ketika bencana melanda.

3. Data Tidak Dijamin oleh Asuransi

Meskipun asuransi mungkin melindungi kerugian fisik dan material yang diakibatkan oleh bencana, asuransi tidak dapat memberikan jaminan terhadap hilangnya data, terutama akibat serangan siber.

Dengan BCP yang matang, perusahaan dapat dengan cepat memulihkan data yang hilang dalam waktu singkat.

4. Keunggulan Kompetitif Pasca Bencana

Banyak perusahaan, termasuk pesaing Anda, mungkin belum memiliki BCP. Ini berarti mereka cenderung mengalami penundaan berbulan-bulan untuk pulih dan beroperasi kembali setelah bencana karena kurangnya perencanaan kontinuitas bisnis.

Dengan BCP yang efektif, perusahaan Anda dapat melampaui kompetitor dengan lebih cepat kembali beroperasi dan melayani pelanggan seperti biasa.

Langkah dan Cara Melakukan Business Continuity Planning (BCP)

Cara bikin BCP

Keempat alasan di atas sudah menjelaskan pentingnya Business Continuity Plan (BCP) untuk bisnis Anda dengan cukup baik.

Sekarang, mari kita tinjau cara merancang strategi BCP yang sesuai dengan tujuannya. Berikut adalah langkah-langkah lengkapnya:

1. Melakukan Evaluasi Risiko

Pertama-tama, lakukan evaluasi risiko yang mungkin timbul dalam operasi perusahaan Anda. Hal ini dikenal sebagai analisis atau penilaian risiko.

Risiko yang perlu dievaluasi tidak hanya mencakup aspek internal perusahaan, tetapi juga faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi kinerja bisnis Anda.

Misalnya, dalam evaluasi risiko internal, Anda perlu memeriksa kerentanan jaringan komputer perusahaan.

Di sisi lain, faktor eksternal dapat mencakup ancaman seperti bencana alam, seperti banjir yang berpotensi merusak fasilitas perusahaan.

2. Analisis Dampak Bisnis

Setelah mengidentifikasi risiko, langkah berikutnya adalah menentukan dampak bisnis dari gangguan atau risiko tersebut.

Dampak bisnis bisa bersifat finansial (seperti pendapatan) atau non-finansial (seperti regulasi, reputasi perusahaan, atau pemangku kepentingan).

Analisis dampak bisnis, yang dikenal sebagai Business Impact Analysis, membantu Anda memahami dampak potensial terhadap sistem IT, proses bisnis, dan aspek lainnya.

Dalam proses ini, Anda perlu membuat daftar seluruh aktivitas, fasilitas, dan sistem yang ada di perusahaan, serta menilai sejauh mana dampak yang mungkin terjadi saat terjadi bencana.

3. Pembuatan Rencana

Pada tahap ini, Anda perlu membuat rencana utama dan rencana alternatif untuk menghadapi situasi krisis.

Pastikan bahwa rencana-rencana ini mudah diimplementasikan, sesuai dengan aturan perusahaan dan regulasi yang berlaku. Rencana ini harus mencakup semua aspek bisnis Anda.

4. Pengembangan Rencana

Rencana yang telah dibuat harus dikembangkan lebih lanjut untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil selama tahap pemulihan.

Kolaborasi dengan seluruh karyawan perusahaan membantu menentukan langkah-langkah strategis sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. 

5. Uji Coba dan Audit

Rencana BCP yang telah dibuat bukanlah produk final. Anda perlu menjalankan uji coba rencana melalui serangkaian implementasi langkah-langkah.

Setelah itu, lakukan audit untuk menilai efektivitas rencana tersebut. Jika masih ada kekurangan, perbaiki hingga rencana tersebut menjadi tepat dan efektif untuk diimplementasikan dalam situasi bencana.

Tips Sebelum Menyusun Business Continuity Planning (BCP)

Tips menyusun BCP

Sebelum Anda memulai proses penyusunan Business Continuity Planning (BCP), ada beberapa tips yang dapat membantu Anda mempersiapkan diri dengan baik. Berikut adalah beberapa tips penting sebelum menyusun BCP:

  • Prioritaskan Bisnis Anda: Identifikasi proses bisnis dan risiko utama yang paling penting bagi operasi perusahaan Anda.
  • Analisis Risiko: Lakukan analisis risiko menyeluruh untuk mengidentifikasi ancaman internal dan eksternal yang dapat memengaruhi bisnis Anda.
  • Bentuk Tim BCP: Bentuk tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek operasional dan teknis perusahaan untuk menyusun BCP.
  • Libatkan Semua Pihak: Melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk manajemen senior, departemen yang relevan, dan staf yang mungkin terlibat dalam pelaksanaan BCP.
  • Pahami Kebijakan dan Regulasi: Pastikan Anda memahami regulasi dan kebijakan yang berlaku di industri Anda untuk memastikan BCP sesuai dengan persyaratan hukum.
  • Tentukan Tujuan BCP yang Jelas: Pahami tujuan utama BCP Anda, apakah untuk melindungi aset, menjaga kontinuitas pelayanan, atau mematuhi peraturan.
  • Tentukan Batasan Sumber Daya: Tetapkan sumber daya yang tersedia, termasuk anggaran, personil, dan teknologi yang dapat digunakan untuk BCP.
  • Kendalikan Lingkup BCP: Tetapkan lingkup BCP dengan jelas untuk fokus pada area yang paling penting.
  • Lakukan Pendidikan dan Pelatihan: Pastikan staf memahami BCP dan memiliki pelatihan berkala untuk menghadapi situasi darurat.
  • Gunakan Teknologi yang Sesuai: Pastikan teknologi yang digunakan mendukung BCP, termasuk sistem pemulihan bencana, keamanan siber, dan alat komunikasi darurat.
  • Jadwalkan Uji Coba: Jadwalkan uji coba BCP secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dan mengidentifikasi kelemahan dalam rencana tersebut.

Dengan mempertimbangkan tips ini sebelum menyusun BCP, Anda akan memiliki landasan yang kuat untuk melindungi bisnis Anda dari berbagai risiko dan situasi darurat.

Kesimpulan Yang Dapat Diambil

Kesimpulan, Business Continuity Planning (BCP) adalah sebuah rencana yang sangat penting untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi risiko dan situasi darurat.

Sebelum menyusun BCP, langkah-langkah penting perlu diperhatikan, seperti memahami prioritas bisnis, identifikasi risiko, membentuk tim BCP yang kompeten, melibatkan semua pemangku kepentingan, memahami kebijakan dan regulasi, menentukan tujuan yang jelas, dan memahami batasan sumber daya.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan karyawan, penggunaan teknologi yang sesuai, serta jadwal uji coba yang teratur menjadi faktor kunci untuk kesuksesan BCP.

Dengan persiapan yang matang, perusahaan dapat menjaga kontinuitas operasional dan melindungi aset, pelanggan, dan reputasi mereka dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi.

Cara Install Docker dengan Mudah

  • Artificial Intelligence
  • Rekomendasi
  • Tips & Trick
  • Februari 15, 2024
  • Tips & Trick
  • Februari 7, 2024
  • Februari 6, 2024

Eranyacloud Logo Header

Jl. Cikini Raya No.72 RT.14/RW.5 Cikini, Menteng, Jakarta 10330 Indonesia

Management System ISO Eranyacloud

Email Collaboration

Web Application Firewall

Backup Protect & Protect DR

Cloud Monitoring & Support

Coming Soon

Tentang Perusahaan

Hubungi Kami

Coba Gratis

Partnership

News & Event

Terms & Condition

© 2023 PT Era Awan Digital All rights reserved. is a part of PT Era Digital Media .Tbk

Cloudmatika Logo

  • +62 21 28565201 09:00-17:00 WIB
  • +62811-841-5201

english

Mengenal Apa itu Business Continuity Plan serta Kaitannya dengan Disaster Recovery Plan

  • All (selected)

Recent Articles

business continuity plan (bcp) adalah

Kenali Apa itu TCP/IP serta Fungsi dan Cara Kerjanya

business continuity plan (bcp) adalah

Kelebihan dan Alasan Mengapa Anda Harus Menggunakan CentOS sebagai Sistem Operasi Server Anda

business continuity plan (bcp) adalah

Mengenal Kernel Virtual Machine (KVM) VPS dan Kelebihan serta Kekurangannya

business continuity plan (bcp) adalah

Memahami Apa itu Object Storage serta Fungsi dan Keunggulannya

business continuity plan (bcp) adalah

Apa itu Unauthorized Access serta Dampak dan Cara Mencegahnya Terjadi pada Bisnis Anda

Tsukaeru

By 27 December, 2022

share-blog

Business continuity plan adalah strategi penting yang harus dipersiapkan sejak dini. Mengapa? Baca artikel ini dan pahami pentingnya BCP bagi perusahaan Anda.

blog-image

Apa yang Dimaksud dengan Business Continuity Plan (BCP)?

Mengapa perusahaan anda membutuhkan business continuity plan (bcp), 1. pemulihan kegiatan operasional lebih cepat, 2. tidak cukup mengandalkan backup saja, 3. data tidak akan ditanggung oleh asuransi, 4. mampu mengungguli kompetitor pasca bencana, bagaimana cara merancang business continuity plan (bcp) yang tepat, 1. lakukan analisis risiko, 2. analisis dampak bisnis yang terjadi, 3. buat perencanaan, 4. kembangkan rencana yang dibuat, 5. lakukan uji coba dan audit, lengkapi business continuity plan dengan disaster recovery plan dari cloudmatika.

Whatsapp Chat

Ekonomi Bergerak

Mengenal Metode BCP (Business Continuity Plan) Untuk Menjaga Kelangsungan Bisnis

Alat bantu yang dapat digunakan oleh organisasi atau perusahaan dalam mempersiapkan diri untuk menangani keberadaan gangguan atau ancaman bencana adalah Business Continuity Planning (BCP).

BCP merupakan bagian penting dari Business Continuity Management (BCM). Dengan dilakukannya penyusunan BCP dalam setiap fungsi-fungsi bisnis, perusahaan tersebut akan sangat dimungkinkan untuk lebih siap dalam menghadapi dan menangani keberadaan ancaman-ancaman bencana yang mungkin akan dihadapi.

Sayangnya, masih banyak sekali perusahaan yang belum memahami pentingnya dilakukannya penyusunan Business Continuity Planning (BCP). Berikut kami paparkan mengenai tujuan dan fungsi BCP serta tahapan pembuatan dokumen BCP.

business continuity plan (bcp) adalah

Apa itu BCP?

Business Continuity Planning (BCP) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan PKB (Perencanaan Kontinuitas Bisnis) adalah metode perencanaan yang digunakan organisasi atau perusahaan untuk menjaga kelanjutan operasional bisnis sebelum, selama, dan setelah kejadian gangguan, bencana dan kerusakan yang terjadi. 

Dalam menyusun perencanaan BCP, pelaku usaha harus memperhatikan potensi risiko yang bisa saja menimpa pertumbuhan bisnisnya, baik itu risiko berupa bencana maupun kegagalan sistem. Dengan pelaksanaan BCP yang baik, sistem penunjang proses bisnis yang dimiliki perusahaan akan tetap dapat berfungsi dengan baik.

Banyak personel yang harus terlibat dalam pelaksanaan BCP. Oleh karenanya, pembentukan struktur atau tim pelaksanaan BCP sangat diperlukan. Struktur organisasi tim pelaksana ini terdiri dari manajer senior, seluruh anggota dari unit bisnis fungsional, divisi sistem informasi atau teknologi informasi, dan divisi administrasi.  

Tujuan Penyusunan BCP

  Berikut adalah tujuan BCP ( Business Continuity Plan ) :  

  • Perusahaan tetap dapat menjalankan proses bisnisnya dalam situasi normal maupun kritikal, 
  • Perusahaan memiliki ketahananan terhadap risiko yang mungkin terjadi
  • Menjamin kontinuitas pertumbuhan bisnis ketika perusahaan kehilangan akses terhadap manusia, fasilitas, sistem informasi, layanan dan sumber daya.   
  • Mendokumentasikan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk mendukung proses bisnis saat dalam keadaan kritis 
  • Mengetahui lama waktu pemulihan ( recovery time ) fungsi bisnis agar dapat pulih kembali setelah kejadian gangguan atau bencana
  • Mendokumentasikan catatan penting untuk mendukung keberlanjutan bisnis

Hubungan BCP dengan DRP

Selain BCP terdapat DRP (Disaster Recovery Plan) yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menjaga operasional bisnis dan menjaga bsinis dari dampak bencana maupun gangguan. Meskipun memiliki tujuan yang sama antara Disaster Recovery Plan (DRP) dan Business Continuity Plan (BCP), kedua metode manajemen risiko tersebut merupakan dua hal yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan dari BCP dan DRP:

  • Business Continuity Plan (BCP), yaitu salah satu manajemen risiko yang digunakan perusahaan tentang bagaimana perusahaan mendefinisikan aset, ancaman dan skenario yang dapat berdampak bagi pertumbuhan bisnis. Dengan BCP perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai bagaimana dan sampai tahapan mana mitigasi risiko dilakukan. Dengan kata lain, BCP adalah bagaimana perusahaan mencegah terjadinya gangguan atau bencana.
  • Disaster Recovery Plan (DRP), yaitu metode yang digunakan perusahaan dalam perencanaan yang dilaksanakan setelah terjadinya gangguan atau bencana. Dengan kata lain, DRP adalah metode perencanaan yang dilaksanakan perusahaan apabila gangguan atau bencana terjadi. 

Dari tabel perbedaan diatas dapat disimpulkan bahwa BCP dan DRP memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menjaga keberlangsungan bisnis utama pada suatu organisasi. Namun cakupan BCP lebih luas yaitu untuk merencanakan keberlangsungan bisnis. Sementara itu DRP memiliki fungsi untuk mendukung BCP sehingga dapat memulihkan pertumbuhan bisnis akibat dari adanya gangguan yang terjadi. Cakupan dari DRP hanya terbatas pada teknologi informasi atau sistem informasinya saja.

Tahapan dalam Pembuatan Dokumen BCP 

  Untuk memudahkan penyusunan sebuah dokumen BCP, berikut ini kami berikan tahapan-tahapan yang harus dikerjakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut:

business continuity plan (bcp) adalah

1. Project Initiation

Tahapan project initiation yaitu organisasi atau perusahaan mengidentifikasi titik awal dan akhir dari penyusunan perencanaan, mulai dari tujuan, kebutuhan, dan target-target suatu proyek.

2. Risk Assessment

Risk Assessment (penilaian risiko) adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk mengidentifikasi risiko atau bahaya potensial dan menganalisa apa yang akan terjadi jika hal tersebut terjadi. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai macam bahaya yang bisa saja terjadi mulai dari risiko kecil hingga yang besar - seperti bencana alam.

3. Business Impact Analysis (BIA)

Setelah perusahaan menganalisa risiko yang bisa saja terjadi, perusahaan selanjutnya melakukan analisis terhadap dampak yang harus dihadapi apabila risiko itu terjadi atau biasa disebut dengan analisa dampak bisnis ( business impact analysis ).

Perusahaan perlu memahami akan proses mana yang vital dalam suatu bisnis sehingga operasional perusahaan tetap dapat berjalan. Untuk mewujudkannya, perusahaan harus mampu menganalisa dampak yang terjadi dari gangguan proses-proses tersebut.

4. Mitigation Strategy Development

Tahapan ini perusahaan akan mengambil langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mengurangi efek-efek samping atau risiko. Perusahaan perlu membangun strategi-strategi yang dapat meminimalisir, menghindari atau mentransfer risiko tersebut.

 5. BC/DR Plan Development

Pada tahapan ini perusahaan mulai membangun perencanaan business continuity/disaster recovery yang dimulai dengan membuat outline metodologi perencanaan.

6. Training, Testing, Auditinya BC/DR Plan

Memberikan informasi dan melakukan pelatihan kepada karyawan organisasi atau perusahaan terkait bagaimana melakukan implementasi dari perencanaan. Serta melakukan pengujian dan audit dari perencanaan yang telah dibuat.

7. BC/DR Plan Maintanance 

Menjaga kevalidan BCP/DRP dengan melakukan peninjauan kembali dan memperbarui perencanaan apabila ada proses bisnis yang berubah.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu BCP, tujuan dan tahapan dalam penyusunan dokumen BCP. BCP ini diharapkan berguna untuk meminimalkan segala dampak dan risiko dari suatu ancaman yang dapat terjadi, untuk menjaga kelangsungan suatu proses bisnis. Semoga bermanfaat.

Bagikan Artikel ini

Related Posts

Berlangganan via email (gratis):

Post a Comment

Blog archive.

  • ►  December (2)
  • ►  November (5)
  • ►  October (11)
  • ►  September (2)
  • ►  August (6)
  • ►  July (5)
  • ►  June (13)
  • ►  May (9)
  • ►  April (5)
  • ►  March (4)
  • ►  February (3)
  • ►  January (16)
  • ►  December (36)
  • ►  November (12)
  • ►  October (12)
  • ►  September (5)
  • ►  August (3)
  • ►  July (9)
  • ►  June (10)
  • ►  May (14)
  • ►  April (9)
  • ►  March (18)
  • ►  February (15)
  • ►  December (13)
  • ►  November (21)
  • ►  October (23)
  • ►  September (7)
  • ►  July (20)
  • ►  June (15)
  • ►  May (19)
  • ►  April (14)
  • ►  March (21)
  • ►  February (16)
  • ►  January (21)
  • ►  December (29)
  • ►  November (30)
  • ►  October (16)
  • Kesempuraan dalam Just in Time (JIT) untuk Sistem ...
  • Lean Manufacturing: Tujuan, Manfaat, Prinsip, dan ...
  • Tahapan BPM (Business Process Management) Untuk Me...
  • Warehouse: Pengertian, Fungsi, Sistem Penyimpanan,...
  • Pengertian Horenso, Tujuan dan 5 Level dalam Horenso
  • Manfaat Six Sigma DMAIC dan Tahapan Implementasinya
  • Mengenal Metode BCP (Business Continuity Plan) Unt...
  • Konsep 5S atau 5R dan Contohnya
  • Cara Membuat Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan)
  • Poin Penting ISO 17025: 2017 dengan Versi Sebelumnya
  • Memilih Kontraktor Surabaya yang Handal dan Profes...
  • Seven Tools dalam Manajemen Mutu
  • QFD (Quality Function Deployment), Suara Konsumen ...
  • Mengenal QCC (Quality Control Circle), Penerapanny...
  • Mengenal Lift Barang dan Komponen Penyusunnya
  • Pengertian Ramp Door dan Bagian-Bagiannya
  • Fungsi dan Jenis-Jenis Dinding Penahan Tanah (Reta...
  • Mengenal Point of Sales (POS), Manfaatnya, dan Car...
  • Siapa Stakeholder Internal dan Eksternal? Dan Apa ...
  • Pengertian Gasket dan Jenis-jenisnya
  • ►  August (12)
  • ►  July (16)
  • ►  June (5)
  • ►  May (3)
  • ►  March (1)
  • ►  January (9)
  • ►  December (11)
  • ►  September (6)
  • ►  August (14)
  • ►  July (10)
  • ►  April (4)
  • ►  March (2)
  • ►  February (1)
  • ►  January (3)
  • ►  October (2)
  • ►  September (13)
  • ►  August (11)
  • Search Search Please fill out this field.
  • Business Continuity Plan Basics
  • Understanding BCPs
  • Benefits of BCPs
  • How to Create a BCP
  • BCP & Impact Analysis
  • BCP vs. Disaster Recovery Plan

Frequently Asked Questions

  • Business Continuity Plan FAQs

The Bottom Line

What is a business continuity plan (bcp), and how does it work.

business continuity plan (bcp) adalah

Investopedia / Ryan Oakley

What Is a Business Continuity Plan (BCP)? 

A business continuity plan (BCP) is a system of prevention and recovery from potential threats to a company. The plan ensures that personnel and assets are protected and are able to function quickly in the event of a disaster.

Key Takeaways

  • Business continuity plans (BCPs) are prevention and recovery systems for potential threats, such as natural disasters or cyber-attacks.
  • BCP is designed to protect personnel and assets and make sure they can function quickly when disaster strikes.
  • BCPs should be tested to ensure there are no weaknesses, which can be identified and corrected.

Understanding Business Continuity Plans (BCPs)

BCP involves defining any and all risks that can affect the company's operations, making it an important part of the organization's risk management strategy. Risks may include natural disasters—fire, flood, or weather-related events—and cyber-attacks . Once the risks are identified, the plan should also include:

  • Determining how those risks will affect operations
  • Implementing safeguards and procedures to mitigate the risks
  • Testing procedures to ensure they work
  • Reviewing the process to make sure that it is up to date

BCPs are an important part of any business. Threats and disruptions mean a loss of revenue and higher costs, which leads to a drop in profitability. And businesses can't rely on insurance alone because it doesn't cover all the costs and the customers who move to the competition. It is generally conceived in advance and involves input from key stakeholders and personnel.

Business impact analysis, recovery, organization, and training are all steps corporations need to follow when creating a Business Continuity Plan.

Benefits of a Business Continuity Plan

Businesses are prone to a host of disasters that vary in degree from minor to catastrophic. Business continuity planning is typically meant to help a company continue operating in the event of major disasters such as fires. BCPs are different from a disaster recovery plan, which focuses on the recovery of a company's information technology system after a crisis.

Consider a finance company based in a major city. It may put a BCP in place by taking steps including backing up its computer and client files offsite. If something were to happen to the company's corporate office, its satellite offices would still have access to important information.

An important point to note is that BCP may not be as effective if a large portion of the population is affected, as in the case of a disease outbreak. Nonetheless, BCPs can improve risk management—preventing disruptions from spreading. They can also help mitigate downtime of networks or technology, saving the company money.

How To Create a Business Continuity Plan

There are several steps many companies must follow to develop a solid BCP. They include:

  • Business Impact Analysis : Here, the business will identify functions and related resources that are time-sensitive. (More on this below.)
  • Recovery : In this portion, the business must identify and implement steps to recover critical business functions.
  • Organization : A continuity team must be created. This team will devise a plan to manage the disruption.
  • Training : The continuity team must be trained and tested. Members of the team should also complete exercises that go over the plan and strategies.

Companies may also find it useful to come up with a checklist that includes key details such as emergency contact information, a list of resources the continuity team may need, where backup data and other required information are housed or stored, and other important personnel.

Along with testing the continuity team, the company should also test the BCP itself. It should be tested several times to ensure it can be applied to many different risk scenarios . This will help identify any weaknesses in the plan which can then be corrected.

In order for a business continuity plan to be successful, all employees—even those who aren't on the continuity team—must be aware of the plan.

Business Continuity Impact Analysis

An important part of developing a BCP is a business continuity impact analysis. It identifies the effects of disruption of business functions and processes. It also uses the information to make decisions about recovery priorities and strategies.

FEMA provides an operational and financial impact worksheet to help run a business continuity analysis. The worksheet should be completed by business function and process managers who are well acquainted with the business. These worksheets will summarize the following:

  • The impacts—both financial and operational—that stem from the loss of individual business functions and process
  • Identifying when the loss of a function or process would result in the identified business impacts

Completing the analysis can help companies identify and prioritize the processes that have the most impact on the business's financial and operational functions. The point at which they must be recovered is generally known as the “recovery time objective.”

Business Continuity Plan vs. Disaster Recovery Plan

BCPs and disaster recovery plans are similar in nature, the latter focuses on technology and information technology (IT) infrastructure. BCPs are more encompassing—focusing on the entire organization, such as customer service and supply chain. 

BCPs focus on reducing overall costs or losses, while disaster recovery plans look only at technology downtimes and related costs. Disaster recovery plans tend to involve only IT personnel—which create and manage the policy. However, BCPs tend to have more personnel trained on the potential processes. 

Why Is Business Continuity Plan (BCP) Important?

Businesses are prone to a host of disasters that vary in degree from minor to catastrophic and business continuity plans (BCPs) are an important part of any business. BCP is typically meant to help a company continue operating in the event of threats and disruptions. This could result in a loss of revenue and higher costs, which leads to a drop in profitability. And businesses can't rely on insurance alone because it doesn't cover all the costs and the customers who move to the competition.

What Should a Business Continuity Plan (BCP) Include?

Business continuity plans involve identifying any and all risks that can affect the company's operations. The plan should also determine how those risks will affect operations and implement safeguards and procedures to mitigate the risks. There should also be testing procedures to ensure these safeguards and procedures work. Finally, there should be a review process to make sure that the plan is up to date.

What Is Business Continuity Impact Analysis?

An important part of developing a BCP is a business continuity impact analysis which identifies the effects of disruption of business functions and processes. It also uses the information to make decisions about recovery priorities and strategies.

FEMA provides an operational and financial impact worksheet to help run a business continuity analysis.

These worksheets summarize the impacts—both financial and operational—that stem from the loss of individual business functions and processes. They also identify when the loss of a function or process would result in the identified business impacts.

Business continuity plans (BCPs) are created to help speed up the recovery of an organization filling a threat or disaster. The plan puts in place mechanisms and functions to allow personnel and assets to minimize company downtime. BCPs cover all organizational risks should a disaster happen, such as flood or fire.  

Federal Emergency Management Agency. " Business Process Analysis and Business Impact Analysis User Guide ." Pages 15 - 17.

Ready. “ IT Disaster Recovery Plan .”

Federal Emergency Management Agency. " Business Process Analysis and Business Impact Analysis User Guide ." Pages 15-17.

business continuity plan (bcp) adalah

  • Terms of Service
  • Editorial Policy
  • Privacy Policy
  • Your Privacy Choices
  • Greater Jakarta
  • BINUS @Greater Jakarta
  • BINUS @Bekasi
  • BINUS @Bandung
  • BINUS @Malang
  • BINUS @Semarang
  • About Master of Information System Management Program
  • Organizational Structure
  • MMSI-BINUS Accredited Unggul by LAMINFOKOM
  • Student International Experience
  • Alumni Testimonials
  • Master of Information Management with National Taiwan University of Science and Technology (NTUST)
  • Master of Digital Business Fisheries with Padjajaran University (UNPAD)
  • Master of Marine Digital Technology with Padjajaran University (UNPAD)
  • Thesis Advisors
  • Guidelines and Documents
  • Important Links
  • Research Thesis Topics
  • Poster Thesis MMSI
  • Video Thesis MMSI
  • MMSI @Scopus Indexed Research Publication
  • MMSI @SINTA Research Position
  • MMSI Thesis @BINUS Library
  • News & Events
  • Admission Schedule
  • Entry Requirements
  • Tuition Fee
  • BINUS UNIVERSITY
  • Knowledge & Research

Pentingnya Business Continuity Plan

Oleh Astari Retnowardhani, PhD & Edwin Yulianto Nugroho, MMSI

Definisi tentang Business Continuity Plan menurut Snedaker & Rima (2014) adalah metodologi yang digunakan dalam membuat dan menyetujui rencana untuk mempertahankan kelangsungan operasional bisnis sebelum, selama atau sesudah bencana yang mengganggu. BCP disusun dalam rangka mencegah keberlangsungan aktivitas bisnis normal dan untuk melindungi proses bisnis utama dari gangguan, kerusakan atau bencana yang terjadi dapat terjadi secara alamiah ataupun factor non-alam seperti perbuatan manusia. Selain itu BCP juga disusun serta menghindari kerugian yang ditimbulkan dari proses bisnis yang berjalan tidak sebagaimana semestinya. BCP merupakan rencana strategis yang digunakan untuk meminimalisir efek dari gangguan dan mengupayakan berjalannya kembali proses bisnis suatu organisasi.

Merujuk kepada (Clayton, 2019) menyatakan bahwa BCP adalah sebuah rencana mengenai bagaimana sebuah organisasi dapat terus memberikan layanannya melewati gangguan besar yang seringkali tidak terduga. Proses ini melibatkan analisa dari berbagai skenario ancaman dan kemudian membuat rencana serta dokumentasi tentang bagaimana menjaga kelangsungan bisnis melalui insiden tersebut. Rencana pemulihan dari insiden besar dan kembali ke operasi normal salah satunya dituangkan dalam dokumen Disaster Recovery Plan (DRP) atau rencana pemulihan bencana.

Aleksandrova et al. (2018) mengatakan tujuan dari BCP adalah untuk meminimalisir potensi ancaman serta mengidentifikasi dan mengelola efek dari kejadian atau bencana tersebut dalam sebuah organisasi. BCP juga harus dapat membantu mengurangi risiko dan meminimalisir biaya sehubungan dengan kejadian bencana tersebut. Berikut adalah gambaran pemulihan proses bisnis menggunakan BCP:

business continuity plan (bcp) adalah

Gambar 1. Business Continuity Planning (Puspitasari, 2011)

Gambar 1 menjelaskan bahwa proses bisnis berjalan 100% dalam kondisi normal, tapi saat terjadi bencana, kelangsungan bisnis organisasi akan mengalami gangguan untuk beberapa saat. Garis A menunjukan bahwa pemulihan proses bisnis dilakukan tanpa melalui BCP, sedangkan garis B menunjukan pemulihan proses bisnis dengan menggunakan BCP. Tampak jelas pada gambar tersebut, dengan menggunakan BCP, kelangsungan proses bisnis organisasi dapat lebih cepat dan terjaga. (Puspitasari, 2011).

Sementara itu, Krutz & Vines (2003) menjelaskan bahwa prioritas utama dari semua rencana keberlangsungan bisnis dan pemulihan bencana adalah pengutamaan manusianya ( people first ), yaitu mengeluarkan atau menghindarkan manusia dari suatu bencana, walaupun penting pula menyelamatkan asset serta kembalinya aktivitas bisnis secara normal. Jika dihadapkan pada pilihan apakah menyelamatkan hardware atau data ketimbang manusia terhadap ancaman bahaya fisik, maka perlindungan untuk manusia harus yang diutamakan. Keselamatan dan evakuasi manusia harus menjadi komponen pertama dalam perencanaan menghadapi bencana. BCP dapat menjadi bagian dari upaya pembelajaran perusahaan yang membantu mengurangi risiko operasional, terkait dengan kontrol manajemen informasi yang lemah. Proses ini dapat terintegrasi dengan meningkatkan keamanan informasi dan praktik manajemen risiko.

Sayangnya, seringkali BCP tidak menjadi prioritas utama karena proses perancangan yang memerlukan waktu lama, biaya mahal dan sulit penerapannya (ITGID, 2016). Kasus spesifik yang patut menjadi perhatian adalah pada proyek-proyek infrastruktur sistem informasi yang didanai oleh organisasi non-profit yang bekerjasama dengan pemerintah. Dalam melakukan perancangan sistemnya, seringkali tidak diuraikan dengan jelas bagaimana kesinambungan sistem informasi yang telah dibangun (Krigsman, 2011). Alasan klasiknya adalah disebabkan karena umur proyek yang pendek dan kompleksitas yang tinggi (Zarrella, E. et al., 2005) dukungan dana yang terbatas (Krigsman, 2011), tidak adanya panduan yang jelas bagaimana menangani masalah yang timbul serta perencanaan kesinambungan ( sustainability ) yang tidak jelas (Krigsman, 2011).

Daftar Pustaka

Snedaker, S., & Rima, C. (2014). Business Continuity and Disaster Recovery Planning for IT Professionals: Second Edition . In Business Continuity and Disaster Recovery Planning for IT Professionals: Second Edition. https://doi.org/10.1016/C2012-0-06206-0

Clayton, M. (2019). Project Management in Under 5 minutes . https://onlinepmcourses.com/project-management-articles/under-5-project-management-video-series/ and https://www.youtube.com/watch?v=G9JANBmTdqA. Diakses 10 Oktober 2020.

Aleksandrova, S. V., Aleksandrov, M. N., & Vasiliev, V. A. (2018). Business Continuity Management System . Proceedings of the 2018 International Conference “‘Quality Management, Transport and Information Security, Information Technologies’”, IT and QM and IS 2018. https://doi.org/10.1109/ITMQIS.2018.8525111

Puspitasari, A. R. (2011). Perancangan Kebijakan Business Continuity. Perancangan Kebijakan Business Continuity .

Krutz, R. L. &, & Vines, R. D. (2003). The CISSP Prep Guide: In Russell The Journal of The Bertrand Russell Archives.

ITGID. (2016). Business Continuity dan Disaster Recovery, Dua hal Penting dalam Bisnis . ITGID (IT Governance Indonesia).

Krigsman, M. (2011). CIO analysis: Why 37 Percent of Projects Fail . https://www.zdnet.com/article/cio-analysis-why-37-percent-of-projects-fail/ .

Zarrella, E., Tims, M., Carr, B., & Palk, W. (2005). Global IT Project Management Survey

Last updated : December 17, 2021 00:00

business continuity plan (bcp) adalah

Your browser is not fully compatible with the features of our website.

business continuity plan (bcp) adalah

  • Tips Bisnis

Fungsi dan Contoh Business Continuity Plan untuk Perusahaan

  • Posted By Gifari Zakawali
  • February 1, 2024

Share this Post

business continuity plan (bcp) adalah

Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu rencana yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk memastikan kelangsungan operasi bisnis saat terjadi situasi darurat atau bencana alam.

BCP penting untuk membantu perusahaan tetap beroperasi dan meminimalkan dampak dari situasi darurat yang tidak terduga.

Pandemi COVID-19 adalah salah satu contoh situasi darurat yang dapat mempengaruhi bisnis secara signifikan, dan membuat BCP menjadi semakin penting.

Dalam situasi pandemi COVID-19, BCP dapat membantu organisasi untuk meminimalkan dampak yang diakibatkan oleh kejadian tersebut.

Seperti ketidakmampuan untuk bekerja di kantor, penurunan produktivitas, dan penurunan pendapatan.

Dengan BCP, organisasi dapat merencanakan tindakan yang tepat untuk memastikan kelangsungan bisnis, seperti bekerja dari rumah, penggunaan teknologi untuk komunikasi, dan strategi backup data .

Baca Juga: Perusahaan Agraris: Jenis, Ciri, dan Contoh Produknya

Pengertian Business Continuity Plan

business continuity plan

Dilansir dari Investopedia , Business Continuity Plan atau Rencana Kelangsungan Bisnis merupakan sistem pencegahan dan pemulihan dari potensi ancaman terhadap perusahaan.

BCP merupakan suatu rencana yang dibuat oleh suatu organisasi untuk memastikan bahwa bisnis tersebut dapat beroperasi secara terus-menerus atau kembali beroperasi sesegera mungkin setelah terjadi suatu kejadian yang dapat mengganggu operasional bisnis.

BCP mencakup berbagai aspek, termasuk pemulihan teknologi informasi, pemulihan proses bisnis, pelatihan karyawan, komunikasi, dan tindakan yang perlu dilakukan pada saat terjadinya krisis atau keadaan darurat.

BCP bertujuan untuk meminimalkan kerugian bisnis dan memastikan bahwa perusahaan tetap dapat berfungsi dan memenuhi kebutuhan pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya, seperti pemegang saham dan karyawan.

Dalam situasi yang tidak terduga, seperti bencana alam, pandemi, kegagalan teknologi atau serangan siber, BCP membantu organisasi untuk merespon dengan cepat dan efektif, dan meminimalkan dampak negatif terhadap operasional bisnis dan kelangsungan bisnis.

Baca Juga: Master Budget Perusahaan: Manfaat dan Cara Menyusunnya

Fungsi Business Continuity Plan

Fungsi dan Contoh Business Continuity Plan untuk Perusahaan

Business Continuity Plan sangat penting bagi perusahaan, terutama dalam menghadapi situasi krisis atau keadaan darurat yang tidak terduga, seperti bencana alam, pandemi, kegagalan teknologi atau serangan siber.

Berikut beberapa fungsi penting BCP, antara lain:

  • Menjamin kelangsungan bisnis : BCP membantu organisasi untuk memastikan bahwa bisnis tetap berjalan meskipun terjadi keadaan darurat atau situasi krisis, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada operasional bisnis dan keuangan.
  • Mengurangi kerugian : Dalam situasi krisis, perusahaan dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan jika tidak memiliki rencana untuk meminimalkan dampak dari keadaan tersebut. BCP membantu perusahaan untuk mengidentifikasi risiko, menentukan prioritas, dan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak kerugian.
  • Menjamin keselamatan karyawan : BCP memastikan bahwa karyawan dan pelanggan tetap aman dan terlindungi selama situasi krisis, dan juga membantu perusahaan untuk meminimalkan risiko dan melindungi aset.
  • Menjaga reputasi dan kepercayaan : Dalam situasi krisis, kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dapat terpengaruh. Dengan memiliki BCP yang efektif, perusahaan dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan kesiapan untuk menghadapi situasi krisis, sehingga dapat memperkuat reputasi dan kepercayaan.
  • Menjaga kepatuhan K3 : BCP juga membantu perusahaan untuk menjaga kepatuhan dengan peraturan dan standar keamanan, kesehatan, dan keselamatan. Dalam situasi krisis, perusahaan yang tidak memiliki BCP yang memadai dapat terkena sanksi atau denda karena tidak memenuhi persyaratan tersebut.

Baca Juga: Apa Itu 3E? Pahami 5 Manfaatnya bagi Perusahaan

Cara Membuat Business Continuity Plan

Fungsi dan Contoh Business Continuity Plan untuk Perusahaan

Berikut langkah-langkah yang dapat diambil untuk membuat Business Continuity Plan (BCP) yang efektif:

Langkah 1: Identifikasi Risiko

Identifikasi potensi risiko atau bahaya yang dapat mempengaruhi operasional bisnis , termasuk bencana alam, kegagalan teknologi, serangan siber, dan situasi krisis lainnya.

Langkah 2: Menentukan Prioritas

Tentukan prioritas risiko berdasarkan dampak pada operasional bisnis dan kemampuan untuk mengatasi risiko tersebut.

Langkah 3: Mengembangkan Strategi

Buat strategi untuk mengatasi risiko yang telah diidentifikasi dan tentukan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat. Misalnya, menentukan tempat evakuasi, backup data , dan jaringan komunikasi.

Langkah 4: Menentukan Tim Krisis

Tentukan siapa yang akan menjadi bagian dari tim krisis dan tetapkan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.

Langkah 5: Membuat Rencana Pemulihan

Buat rencana pemulihan bisnis yang meliputi pemulihan teknologi informasi, pemulihan proses bisnis, dan pemulihan operasional bisnis.

Langkah 6: Menguji Dan Mengevaluasi Rencana

Uji rencana secara berkala untuk memastikan bahwa rencana tersebut efektif dan dapat diimplementasikan dalam situasi darurat. Lakukan evaluasi setelah pengujian dan perbaiki atau perbaharui rencana jika diperlukan.

Selain itu, penting juga untuk melibatkan seluruh karyawan dan membuat mereka memahami rencana tersebut. Lakukan pelatihan dan simulasi krisis untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan karyawan dalam menghadapi situasi darurat.

Misalnya, mengadakan simulasi bencana seperti kebakaran dan gempa bumi.

Baca Juga: Restrukturisasi Perusahaan: Tujuan dan Jenis-Jenisnya

Contoh Business Continuity Plan saat Pandemi Covid-19

Fungsi dan Contoh Business Continuity Plan untuk Perusahaan

Pandemi Covid-19 merupakan contoh situasi darurat yang dapat ditanggapi oleh bisnis melalui BCP.

Berikut implementasi BCP yang dapat digunakan selama pandemi Covid-19:

  • Komunikasi dan Informasi: Informasikan kepada semua karyawan mengenai tindakan pencegahan COVID-19, termasuk menjaga jarak sosial, mencuci tangan secara teratur, dan menghindari kerumunan. Tentukan juga saluran komunikasi internal yang efektif, seperti email, chat, atau aplikasi video conferencing , untuk memastikan bahwa karyawan dapat terus terhubung dan tetap berkomunikasi.
  • Kerja dari Rumah: Tentukan pekerjaan mana yang dapat dilakukan dari rumah dan tentukan persyaratan teknis yang diperlukan, seperti koneksi internet yang stabil, perangkat lunak yang diperlukan, dan perangkat keras yang diperlukan. Tetapkan jadwal kerja yang jelas dan pastikan bahwa semua karyawan memahami tanggung jawab dan deadline mereka.
  • Pemulihan Data: Tetapkan strategi pemulihan data dan pastikan bahwa data dapat diakses dan dipulihkan dengan cepat setelah terjadinya situasi darurat.
  • Manajemen Fasilitas: Pastikan bahwa semua fasilitas, seperti ruang kantor dan ruang pertemuan, diatur ulang sesuai dengan panduan jarak sosial dan tindakan pencegahan COVID-19.
  • Pelatihan dan Evaluasi: Lakukan pelatihan dan simulasi krisis secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan karyawan dalam menghadapi situasi darurat.

Itulah contoh Business Continuity Plan yang dapat digunakan selama pandemi COVID-19.

Namun, perlu diingat bahwa setiap perusahaan mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan BCP harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus perusahaan tersebut.

Demikian penjelasan tentang Business Continuity Plan dan penerapannya dalam perusahaan. Semoga membantu, ya!

  • Tags: Bisnis & E-commerce , business continuity plan , Meningkatkan Bisnis , rencana bisnis , strategi bisnis , tips bisnis
  • February 21, 2024

©️ 2023 Berita Usaha

business continuity plan (bcp) adalah

Business Continuity dan Disaster Recovery, Dua hal Penting dalam Bisnis

business continuity plan (bcp) adalah

Domain dari Busines Continuity Plan (Perencanaan Keberlangsungan Bisnis atau BCP) dan Disaster Recovery Plan (Perencanaan Pemulihan dari Bencana atau DRP), semuanya adalah mengenai bisnis. Sementara domain-domain yang lainnya concern dengan pencegahan risiko dan melindungi infrastruktur dari serangan, domain ini berasumsi bahwa kejadian terburuk telah terjadi. BCP adalah mengenai pembuatan perencanaan dan frame-work untuk menjamin bahwa proses bisnis dapat terus berlanjut dalam keadaan emergensi. Sedangkan DRP adalah mengenai pemulihan cepat dari keadaan emergensi atau bencana, sehingga hanya mengakibatkan dampak minimum bagi organisasi atau perusahaan.

Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) adalah dua hal yang sangat penting dalam proses bisnis, namun jarang menjadi prioritas karena alasan memerlukan biaya yang mahal dan sulit penerapannya. Apalagi bencana adalah hal yang umumnya diyakini karena faktor alam yang tak dapat diprediksi dan tak dapat dicegah atau pun dihindari, sehingga kalangan bisnis berkeyakinan bahwa pelanggan mereka akan memaklumi hal ini. Maka hal yang terpenting bagi setiap perusahaan yang berniat membangun BCP adalah mendapatkan dukungan dari pihak manajemen. Sudah terlalu sering BCP menempati urutan prioritas terendah, atau proyek ini ditangani staf junior.

Industri keuangan/perbankan dikenal lekat dengan standar-standar tertinggi dalam hal pengujian planning mereka secara berkala, untuk menjamin bahwa semua pihak aware terhadap prosedur-prosedur ini, sehingga planning tersebut tetap sejalan dengan realita dan tujuan bisnis. Sementara industri-industri lainnya cukup banyak variasinya dalam hal pengelolaan BCP dan DRP-nya.

Akan ada pembengkakan ongkos kelewat besar yang harus dibayar untuk merespon dan memulihkan diri dari sebuah bencana tanpa ada persiapan rencana mitigasi. Ongkos kuantitatif untuk memperpanjang interupsi bisnis seperti biaya lembur karyawan, penyewaan fasilitas ad-hoc, prioritas akuisisi perangkat keras, denda, dan Service Level Agreement (SLA) yang tidak terpenuhi bisa sangat besar.

Perusahaan-perusahaan yang ingin menampilkan tingkat profesionalisme yang lebih baik dan fokus pada perlindungan dan meningkatkan nilai stakeholder, semakin melihat bahwa continuity plan diperlukan sebagai langkah menghindari interupsi bisnis dan dampaknya dalam ongkos maupun hal-hal lainnya yang tinggi nilainya. Dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka ditemukan teknologi yang dapat menjamin keberlanjutan bisnis dan pemulihan dari bencana, yang lebih murah dan mudah penerapannya. Bahkan BCP dan DRP telah menjadi standar tersendiri bagi kalangan bisnis terutama yang berhubungan jalannya proses bisnis (aplikasi) dan penyimpanan data.

Tujuan dari BCP dan DRP adalah menjaga bisnis tetap beroperasi meskipun ada gangguan dan menyelamatkan sistem informasi dari dampak bencana lebih lanjut.

Proses perencanaan suatu business continuity plan (BCP) akan memungkinkan perusahaan menemukan dan mengurangi ( reduce ) ancaman-ancaman, merespon ( respond ) suatu peristiwa ketika peristiwa itu terjadi, pulih ( recover ) dari dampak langsung suatu peristiwa dan akhirnya mengembalikan ( restore ) operasi seperti semula. Reduce, respond, recover dan restore ini lebih dikenal sebagai Empat R di BCP.

BCP dan DRP ditujukan untk memenuhi kebutuhan bisnis dalam menghadapi gangguan-gangguan terhadap operasi perusahaan. Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan adalah meliputi persiapan, pengujian dan pemutakhiran tindakan-tindakan yang diperlukan untuk melindungi proses bisnis fital ( critical ) terhadap dampak dari kegagalan jaringan dan sistem utama.

Proses BCP adalah meliputi:

  • Inisiasi Perencanaan dan Lingkup
  • Business Impact Assessment (BIA)
  • Pengembangan Business Continuity Plan

Proses DRP adalah meliputi:

  • Proses Disaster Recovery Planning
  • Pengujian Disaster Recovery Plan
  • Prosedur Pemulihan Bencana

ITGID akan mengadakan Training IT Disaster Recovery. Informasi Lengkap Training IT Disaster Recovery terdekat dapat lihat di link berikut ini: itgid/training.org

ITGID Favourite Training

Bagaimana risiko it dikelola.

Recent Posts

  • Modus Terbaru Love Scamming di Media Sosial yang Harus Diwaspadai
  • Waspadai Serangan Cyber Jelang Pemilu! Ini 5 Langkah Lindungi Data Pemilih
  • Cyber Essentials dan Tata Kelola Keamanan Informasi: Meminimalkan Risiko dengan Standar Internasional
  • Menerapkan Cyber Essentials untuk Perlindungan Terhadap Ancaman Malware dan Ransomware
  • 7 Indikator Perusahaan Perlu Investasi Cyber Insurance (Asuransi Siber) 

[yikes-mailchimp form=”2″]

business continuity plan (bcp) adalah

  • Business Continuity Planning (bcp)

Business Continuity Planning (BCP)

Pengertian business continuity planning (bcp), business continuity planning (bcp) adalah.

Petunjuk yang berisi langkah-langkah secara rinci mengenai organisasi, tanggung jawab,dan prosedur dalam upaya pencegahan dan pemulihan suatu sistem pembayaran pada saat terjadi gangguan yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. (Otoritas Jasa Keuangan)

Business Continuity Planning (BCP) adalah strategi yang diciptakan untuk mengurangi dampak bencana terhadap aktivitas bisnis normal. BCP dirancang untuk melindungi proses bisnis yang kritis dari kegagalan akibat dari bencana, yang dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan perusahaan dalam melakukan proses bisnis secara normal. (Wikipedia)

Definisi Business Continuity Planning (BCP)

Business Continuity Planning (BCP) merupakan strategi untuk mengatasi keadaan di mana kondisi bisnis harus dapat terus berjalan pasca terjadinya bencana. 

Business Continuity Planning (BCP) dihubungkan dengan bagaimana posisi suatu organisasi dalam merencanakan dan membuat rencana kerja untuk mengantisipasi kondisi organisasi tersebut saat terjadinya bencana dan memastikan bisnis dapat berjalan minimal organisasi masih dapat memberikan layanannya setelah pasca bencana terjadi. 

Pada dasarnya Business Continuity Planning (BCP) dirancang pada posisi pencegahan (preventive) , di mana bencana dapat timbul sewaktu-waktu sehingga proses bisnis akan terhambat.

Lingkup Business Continuity Planning (BCP)

Business Continuity Planning (BCP) melibatkan pendefinisian setiap dan semua risiko yang dapat mempengaruhi operasi perusahaan, menjadikannya bagian penting dari strategi manajemen risiko organisasi. 

Risiko dapat mencakup bencana alam seperti kebakaran, banjir, atau peristiwa terkait cuaca hingga serangan dunia maya. 

Setelah risiko diidentifikasi, rencana Business Continuity Planning (BCP) juga harus mencakup:

  • Menentukan bagaimana risiko tersebut akan mempengaruhi operasi
  • Menerapkan pengamanan dan prosedur untuk mengurangi risiko
  • Prosedur pengujian untuk memastikannya berfungsi
  • Meninjau proses untuk memastikan bahwa itu mutakhir

BCP adalah bagian penting dari bisnis apa pun. Ancaman dan gangguan berarti hilangnya pendapatan dan biaya yang lebih tinggi, yang menyebabkan penurunan profitabilitas. 

Bisnis tidak dapat mengandalkan asuransi saja karena tidak mencakup semua biaya dan pelanggan yang pindah ke kompetisi. Hal ini umumnya dipahami sebelumnya dan melibatkan masukan dari pemangku kepentingan perusahaan.

Mengembangkan Business Continuity Planning (BCP)

Ada beberapa langkah yang harus diikuti banyak perusahaan untuk mengembangkan Business Continuity Plan (BCP) yang solid, yaitu:

1. Analisis Dampak Bisnis (Business Impact Analysis) : 

Dalam hal ini, bisnis akan mengidentifikasi fungsi dan sumber daya terkait yang peka terhadap waktu. 

2. Pemulihan (Recovery) : 

Pada bagian ini, bisnis harus mengidentifikasi dan menerapkan langkah-langkah untuk memulihkan fungsi bisnis penting.

3. Organisasi (Organization) : 

Tim kontinuitas harus dibuat. Tim ini akan menyusun rencana untuk mengelola gangguan tersebut.

4. Pelatihan (Training) : 

Tim kontinuitas harus dilatih dan diuji. Anggota tim juga harus menyelesaikan latihan yang membahas rencana dan strategi.

5 Step Guide to Business Continuity Planning (BCP) in 2021

A business continuity plan provides a concrete plan to maintain business cohesion in challenging circumstances. Click here for the key steps that can help you formulate a formidable BCP.

A business continuity plan (BCP) is defined as a protocol of preventing and recovering from potentially large threats to the company’s business continuity. This article explains what a business continuity plan is today, its key benefits, and a step-by-step guide to creating a formidable plan.

Table of Contents

What is a business continuity plan (bcp), key benefits of having a business continuity plan, step-by-step guide to building a formidable business continuity plan (bcp) in 2021.

A business continuity plan (BCP) is a protocol of preventing and recovering from potentially large threats to the company’s business continuity. Such a plan often aims to address the need for updated business norms and operational standards in unpredictable circumstances such as natural disasters, data breach/ exposures, large scale system failures etc. The goal of such a plan is to ensure continuity of business with no or little damage to regular working environments, including job security for its employees.

It covers everything from business processes, human resources details, and more. Essentially a BCP provides a concrete plan to the organization to maintain business continuity even in challenging circumstances. 

Below are key reasons why businesses need to have a BCP today:

  • BCP’s relevance has gone up considerably after the outbreak of the COVID-19 pandemic and was also a major testing time for organizations that did have such a plan in place. The organizations which had a business continuity plan in place were better able to cope during these unprecedented circumstances better than those who did not have any such plans.
  • The recorded number of natural disasters has increased from 375 in 2016 to 409 in 2019 Opens a new window . Globally, the loss because of natural disasters was $232 billion in 2019, according to a study by Aon Opens a new window .
  • The number of cyberattacks has also increased in all geographies and all business verticals. MonsterCloud reported that cyberattacks have skyrocketed during the COVID-19 pandemic. All this means that the organizations have to be better prepared to fight disasters. The importance of BCP can hardly be exaggerated in this context. Preparing a BCP is imperative for any enterprise, big or small, today. 

The end goal of a BCP is to ensure that the essential services continue to run in the event of an incident. For instance, if there is an earthquake where your customer service representatives operate from, your BCP will be able to tell you who will handle customer calls until the original office is restored.

Also Read: What Is Disaster Recovery? Definition, Cloud and On-premise, Benefits and Best Practices

Difference between a business continuity plan (BCP) and disaster recovery plan (DCP)

A BCP is often confused with a disaster recovery (DR) plan. While a DR plan is primarily focused on restoring the IT systems and infrastructure, a BCP is much more than that. It covers all areas and departments of the organization, including HR, marketing and sales, support functions. 

The underlying thought behind BCP is that IT systems can hardly work in silos. Other departments also need to be restored to cater to the client or for meeting the business demands. 

“Many people think a disaster recovery plan (DRP) is the same as a business continuity plan, but a DRP is only a small, yet essential, a portion of a full BCP. A DRP focuses solely on restoring an organization’s IT infrastructure while minimizing data loss. On the other hand, a BCP is a comprehensive guide on how to continue the mission and business-critical operations during a time of an unplanned disruption (natural disasters, pandemics, or malware),” says Caleb Pipkin, a security expert at Logically . 

Whether a business is small, big, or medium-sized, it needs a ‘plan B’ to recover quickly in the event of a natural disaster or a crisis and can survive the disruption. BCP helps you dust yourself and get back to business quickly and easily. It means that the enterprise will be better placed to address their customers’ needs even in the wake of a disaster. 

On the other hand, the lack of a plan means that your organization will take longer to recover from an event or incident. It could also lead to loss of business or clients. Let’s look at some key benefits of BCP.

1. It is a roadmap to act in a disaster

A well-defined business continuity plan is like a roadmap during a disruption. It allows the firms to react swiftly and effectively and maintain business continuity. In turn, this leads to a faster and complete recovery of the enterprise in the shortest possible timeframe. It brings down the business downtime and outlines the steps to be taken before, during, and after a crisis and thus helps maintain its financial viability. 

2. Offers a competitive edge

Fast reaction and business continuity during a disruption allow organizations to gain a competitive edge over its business rivals. It can translate into a significant competitive advantage in the long run. Further, your clients will be more confident in your ability to perform in adverse circumstances allowing you to build a long and sustainable relationship with your business partners.

Developing competence to act and handle any unfavorable event effectively has a positive effect on the company’s reputation and market value. It goes a long way in enhancing customer confidence. 

Also Read: Top 8 Disaster Recovery Software Companies in 2021

3. Cuts down losses

Disasters have a considerable impact on all types of business, whether big or small. Business disruption can lead to financial, legal, and reputational losses. Failure to plan could be disastrous for businesses. You may lose your customers while trying to get your business on track. In the worst circumstances, you may not be able to recover at all. A well-defined business continuity strategy minimizes the damage to an organization and allows you to bring down these losses as much as possible. 

4. Enables employment continuity and protects livelihoods

One of the most significant consequences of a disaster is the loss of employment. The loss of livelihood can be curtailed to an extent if the business continues to function in the event of a disaster. It leads to greater confidence in the workforce that their jobs might not be at risk, and the management is taking steps to protect their jobs. It helps build confidence in senior management’s ability to respond to the business disruption in a planned manner. 

5. Can be life-saving

A regularly tested and updated BCP can potentially help save the lives of the employees and the customers during a disaster. For instance, if the BCP plan for fire is regularly tested, the speed with which the workforce acts can help save lives. 

6. Preserves brand value and develops resilience

Possibly the biggest asset of an organization is its brand. Being able to perform in uncertain times helps build goodwill and maintain its brand value and may even help mitigate financial and reputational loss during a disaster. 

BCP curtails the damage to the company’s brand and finances because of a disaster event. This helps bring down the cost of any incident and thus help the company be more resilient. 

Also Read: 10 Best Practices for Disaster Recovery Planning (DRP)

7. Enables adherence to compliance requirements

Having a BCP allows organizations to have additional benefits of complying with regulatory requirements. It is a legal requirement in several countries.

8. Helps in supply chain security

A precise BCP goes a long way in protecting the supply chain from damage. It ensures continuity in delivering products and services by being able to perform critical activities.

9. Enhances operational efficiency

One of BCP’s lesser-known benefits is that it helps identify areas of operational efficiency in the organization. Developing BCP calls for an in-depth evaluation of the company’s processes. This can potentially reveal the areas of improvement. Essentially, it gathers information that can benefit in enhancing the effectiveness of the processes and operations. 

Also Read: 7 Ways to Build an Effective Disaster Recovery and Business Continuity Plan  

The COVID-19 pandemic has put the spotlight on preparing for a disaster like never before. We make the job easier for you by listing out the key steps in building a formidable business continuity plan: 

How to Build a Business Continuity Plan

How to Build a Business Continuity Plan

Step 1: Risk assessment 

This phase involves asking crucial questions to evaluate the risks faced by the company. What are the likely business threats and disruptions which are most likely to occur? What is the most profitable activity of your organization? It is vital to prioritize key risks and operations, which will help mitigate the damage in the event of a disaster. 

Step 2: Business impact analysis

The second step involves a thorough and in-depth assessment of your business processes to determine the vulnerable areas and the potential losses if those processes are disrupted. This is also known as Business Impact Analysis . 

Essentially, Business impact analysis (BIA) is a process that helps the organization define the impact if critical business operations are interrupted because of a disaster, accident, or emergency. It helps in identifying the most crucial elements of the business processes. For instance, maintaining a supply chain might be more critical during a crisis than public relations.

While there is no formal standard for a BIA, it typically involves the following steps: 

  • Collating information: As a first step, a questionnaire is prepared to find out critical business processes and resources that will help in the proper assessment of the impact of a disruptive event. One-on-one sessions with key management members may be conducted further to gain insights into the organization’s processes and workings.
  • Analysis: This is followed by analyzing the collected information. A manual or computer-assisted analysis is conducted. The analysis is based on an interruption in which crucial activities or resources are not available. Typically it works on the assumption of the worst-case scenario, even when the chances of a risk likelihood are low. This approach is followed to zero in on the systems that, when disrupted or interrupted, threaten the organization’s very survival. This way, these processes are prioritized in the business continuity plan. 

The analysis phase helps identify the minimum staff and resources required for running the organization in the event of a crisis. This also allows the organizations to assess the impact on the revenue if the business is unable to run for a day, a week, or more. There might be contractual penalties, regulatory fines, and workforce-related expenditure which need to be taken into account while finding out the impact on the business. Further, there might be specific vulnerabilities of the firm, and they need to be considered in the BIA. 

  • Preparing a report: The next step is preparing a BIA report, which is assessed by the senior management. The report is a thorough analysis of the gathered information along with findings. It also gives recommendations on the procedure that should be followed in the event of a business disruption. The BIA report also shares the impact on the revenue, supply chain, and customer delivery to the business in a specific time frame. 

The business impact analysis report may also include a checklist of all the resources, such as the names of key personnel, data backup , contact information, emergency responders, and more.

  • Presenting the report: Usually, this report goes through several amendments before being cleared by the senior management. The involvement of senior management is crucial to the success of the business continuity plan. It sends out a strong signal in the organization that it is a serious initiative. 

Also Read: Will Extreme Weather Events Affect Your Business? Lessons From the Texas Winter Storm

Step 3: BCP Testing

Several testing methods are available to test the effectiveness of the BCP. Here are a few common ones: 

  • TableTop test: As the name suggests, the identified executives go through the plan in detail to evaluate whether it will work on not. Different disaster types and the response to them are discussed at length. This type of testing is designed to make all the key personnel aware of their role in the event of a disaster. The response procedure is reviewed, and responsibilities are outlined, so everybody knows their roles.
  • Walk through: In this type of testing, the team members go through their part in the plan with a specific disaster in mind. Drills or a simulated response and disaster role-playing are part of this. This is a more thorough form of testing and likely to reveal the shortcoming in the plan. Any vulnerabilities discovered should be used to update the BCP accordingly.
  • Disaster simulation testing: In this type of testing, an environment that simulates an actual disaster is created. This is the closest to the actual event and gives the best case scenario about the plan’s workability. It will help the team find gaps that might be overlooked in the other types of tests. Document the results of your testing so you can compare the improvement from the previous tests. It will help you in strengthening your business continuity plan. 

Frequency of testing – Typically, organizations test BCP at least twice a year. At the same time, it depends on the size of your organization and the business vertical you operate in.

Step 4: Maintenance

A business continuity plan should not be treated as a one-time exercise. It needs to be maintained , so the organization’s structural and people changes are updated regularly. The key personnel might move on from the firm, and this would need to be updated in the Business Impact Analysis and BCP. The process for regular updating of the documentation should be followed to ensure that the organization is not caught on the wrong foot in case of a business disruption. 

Also Read: Offsite Data Replication: A Great Way To Meet Recovery Time Objectives

Step 5: Communication

Sometimes executives tend to ignore communication while preparing a BCP. It is a crucial aspect, and your BCP should clearly define who will maintain the communication channels with the employees, regulators, business partners, and partners during the crisis. The contact information of the key people should be readily accessible for the BCP to work without any trouble.

In the end, the organizations should accept that despite preparing a formidable business continuity plan, several factors beyond your control may still affect its success or failure. The key executives might not be available in the event of a crisis; both the primary and the alternate data recovery sites might have been affected by the event; the communications network might be damaged, and so on. Such factors are common during a natural disaster and may lead to the limited success of the business continuity plan. 

The success of a business depends on it acting swiftly and efficiently when confronted with an unanticipated crisis. Any failure to do so results in a financial and reputational loss, which takes up a long time to recover. It can be avoided if the organization quickly gathers itself during a disaster. A business continuity plan is then of paramount importance for a business of any size. At the same time, it is crucial to ensure that the BCP is not a one-time exercise. It needs to be continuously evaluated, tested, amended, and maintained so it doesn’t let you down when you need it the most. 

Did you enjoy reading this article? Comment below or let us know on  LinkedIn Opens a new window ,  Twitter Opens a new window , or  Facebook Opens a new window . We’d love to hear from you!

Share This Article:

Take me to Community

Recommended Reads

Over 25,000 Websites Impacted by WordPress Theme Vulnerability

Over 25,000 Websites Impacted by WordPress Theme Vulnerability

Azure and Microsoft Exchange Servers Victim To Active Exploitation by Hackers

Azure and Microsoft Exchange Servers Victim To Active Exploitation by Hackers

The Invisible Pickpocket: When Your Gmail Becomes a Hacker’s Playground

The Invisible Pickpocket: When Your Gmail Becomes a Hacker’s Playground

3 Significant Ways AI Can Impact Cybersecurity This Year

3 Significant Ways AI Can Impact Cybersecurity This Year

Roundcube Vulnerabilities Exploited by Russian Hackers to Attack More Than 80 Organizations

Roundcube Vulnerabilities Exploited by Russian Hackers to Attack More Than 80 Organizations

No More Business As Usual: Vulnerability Management Focused On Managing Risk

No More Business As Usual: Vulnerability Management Focused On Managing Risk

You are using a version of browser which will not be supported after 27 May 2018. To continue to transact with MOM securely, please follow these steps to enable the Transport Layer Security (TLS) of your web browser, or upgrade to the latest version of your browser.

business continuity plan (bcp) adalah

PH pay, COMPASS, Primary Care Plan, myMOM Portal, paying salary, annual leave

Business continuity planning (BCP)

Learn how to develop a business continuity plan to help resume, recover and restore your business operations.

Introduction to Business Continuity Planning (BCP)

Business continuity planning aims to resume, recover and restore business operations. It also helps to soften the impact of both sudden and gradual disruptions.

How does Business Continuity Planning differ from Business Continuity Management System? Learn more about the definitions and topics related to Business Continuity.

Introduction to Business Continuity Management System (BCMS)

BCMS helps organisations to develop and improve their business continuity planning (BCP).

Learn the importance of BCMS and find out more on its elements to get started:

Risk assessment

Business impact analysis, business continuity strategies and solutions.

  • Business continuity plan

The first part of BCMS is risk assessment which consists of 3 steps:

  • Identify risk
  • Analyse risk
  • Evaluate risk

The second part of BCMS is the process of analysing the impact over time of a disruption based on the following factors:

  • Prioritised activities
  • Recovery time objectives
  • Dependencies

Based on the results from the risk assessment and business impact analysis, the third part of BCMS determines the strategies to put in place.

Business continuity plan and exercise

The fourth part is to consolidate the information from the previous parts and document the details of the steps to take during a crisis.

In the final part of BCMS, the plan is complete after it is fully tested and exercised.

Assess your knowledge on this topic through the questions below

Share these resources with your colleagues:

BCP webinar 2022

  • Published-BCMS related standards (Mr Ong Liong Chuan)

More on SGSecure educational info and guides

  • Chemical, Biological, Radiological, and Explosive (CBRE)
  • Crisis Management
  • Cybersecurity
  • Fostering Greater Mental Resilience
  • Psychological first aid (PFA)
  • SGSecureWorkplaces Bulletins
  • Table-top exercises (TTX)

Information and Services

Social media.

(800) 649-5289

Navigating the resilience landscape: understanding and implementing iso 22301.

business continuity plan (bcp) adalah

An introduction to ISO 22301 (Business Continuity Management)

business continuity plan (bcp) adalah

Before we start: Key terms & acronyms

ISO 22301 mentions standard-specific terms throughout. For the purpose of this blog, to help you understand the fundamentals of this standard, we have written the terms in full. However, you may come across ISO 22301 acronyms elsewhere, such as:

BCM = Business Continuity Management

BCMS = Business Continuity Management System

BCP = Business Continuity Plan

BIA = Business Impact Assessment  

What is the ISO 22301 standard?

ISO 22301 (Business Continuity Management) provides a basis for planning to ensure your long-term survivability following a disruptive event. Put simply, it helps establish a comprehensive process to ensure the continuation and improvement of business in the face of whatever challenges your organisation may encounter. The COVID-19 pandemic is an extreme example of this, where virtually all businesses had to pivot quickly in order to survive. ISO 22301 identifies the fundamentals of business continuity management, providing a basis for understanding, developing and implementing it within your organisation. The ISO 22301 standard specifies the requirements to:

Identify crucial risk factors already affecting your organisation

Understand your organisation’s needs and obligations

Establish, implement and maintain your business continuity management system

Measure your organisation’s overall capability to manage disruptive incidents

Guarantee conformity with your stated business continuity policy

business continuity plan (bcp) adalah

What is required to implement ISO 22301?

Implementing ISO 22301 requires a systematic approach. It focuses on understanding the organisation's needs to establish a robust business continuity management system. Business continuity is a major topic to tackle in any business. To help you get started, we break down what the creation of a business continuity management system involves: Leadership commitment Leadership must be involved in defining roles, policies, and objectives. Before embarking on your implementation journey, you must have this top management support from the start.   Gap analysis As with any ISO standard, we recommend you start with a gap analysis . This is key to understanding what is already in place from a resilience perspective, and what vulnerabilities must be addressed. Context review A context review enables you to understand the wider internal and external issues that can impact the business – both positively and negatively. It also acts as a starting point to identify interested parties that may need to get involved with your business continuity plan (BCP). For example, key suppliers your business may depend upon. Business impact assessment (BIA) and risk assessment Both of these require you to look at the activities undertaken by your organisation that enable you to run your business effectively – generating profit and satisfying customer needs. By reviewing these key activities, and then fully understanding the potential risks that may disrupt your ability to perform, you can start exploring where you may need a ‘Plan B’ – effectively your business continuity strategy and plans. A robust business impact assessment will look at:

Your activities and what they support in terms of services and other departments

The impact of disruption on the business (i.e. reputation, financial penalties, legal compliance, revenue, etc)

Defining your maximum period of disruption

Understanding how to recover your position if a disaster strikes (e.g. backup data)

Business continuity plans Your business impact and risk assessment results will help develop appropriate business continuity and supporting response plans. Response plans look to cover:

Any assumptions made in the plan

Responsibilities (including who can invoke and stand down a response)

Business recovery objectives

Who and/or what is impacted

Recovery strategy at a high level

Communication requirements

Ideally, response plans then walk through the plan for the following three stages:

Emergency phase (incident reported)

Recovery phase (response strategy and plan)

Restoration phase (return to normal operations)

business continuity plan (bcp) adalah

Integration with other ISO standards

ISO 22301, like many ISO standards, is based on the  Annex SL framework . This framework provides a high-level structure that enables standards to integrate seamlessly. Examples of ISO standards that can effectively integrate with ISO 22301 are: ISO 9001 (Quality Management) :   Integration with quality management systems enhances consistency and efficiency in organisational processes. ISO 27001 (Information Security Management) : Aligns business continuity with information security, ensuring data protection during disruptions.

ISO 14001 (Environmental Management) : Joint implementation can help manage environmental risks and their impact on business continuity.

business continuity plan (bcp) adalah

Adopting ISO 22301 elements into a management system

You can benefit from incorporating the key elements of ISO 22301 into your existing management system, even if you aren't yet ready for certification.

business continuity plan (bcp) adalah

How does Blackmores help clients with ISO 22301?

Final thoughts from nqa.

business continuity plan (bcp) adalah

  • Skip to main menu
  • Skip to user menu

You will need to login before you can apply for a job.

Project Manager - Business Continuity Planning (Must have BCP)

  • JN -022024-1956005
  • Feb 16, 2024
  • Competitive
  • Managing internal and service partner project managers and delivery resources to achieve business aligned project outcomes.
  • Managing both IT and Business Project readiness activities.
  • Managing the change from the existing business continuity tool (BC3) to the new business continuity tool (BCIC).
  • Monitor and manage the critical path, contingencies, scope changes and budget, both labour and non-labour resources.
  • Overall accountability for ensuring on-time and on-budget delivery of new and enhanced business capabilities that meet or exceed expectations.
  • Ensure resource adhere to the established Project Methodology and standards, while carrying out their responsibilities.
  • Applying appropriate project management and systems development lifecycle processes to complex information technology projects.
  • Conducting risk assessments related to the change.
  • Developing change management plans for projects and/or change initiatives.
  • Evaluating the impact of planned organisational change.
  • Identifying risks and developing risk mitigation strategies.
  • Identifying and managing anticipated resistance to change.
  • Ensures that the projects are aligned with IT standards and strategies.
  • 5+ years in Project Management, Project Delivery and Change Management
  • Strong negotiation and conflict skills
  • Strong commercial and business acumen
  • Good understanding of change management principles, techniques and tools
  • Expert stakeholder management skills across both business and technical functions
  • Preferred: Experience with Business Continuity Platform and tooling

Share this job

Sign in to create job alerts

Sign in or create an account to start creating job alerts and receive personalised job recommendations straight to your inbox.

IMAGES

  1. Mengenal Metode BCP (Business Continuity Plan) Untuk Menjaga

    business continuity plan (bcp) adalah

  2. Building a Business Continuity Plan (BCP)

    business continuity plan (bcp) adalah

  3. Why a Business Continuity Plan is Essential to Disaster Recovery

    business continuity plan (bcp) adalah

  4. Pentingnya Menerapkan Business Continuity Plan dan Disaster Recovery

    business continuity plan (bcp) adalah

  5. Mengenal Metode BCP (Business Continuity Plan) Untuk Menjaga

    business continuity plan (bcp) adalah

  6. 7 Stages of a Business Continuity Plan

    business continuity plan (bcp) adalah

COMMENTS

  1. Business Continuity Plan (BCP): Pengertian, Jenis, dan Cara ...

    Business continuity plan (BCP) atau rencana kelangsungan bisnis adalah dokumen yang menguraikan informasi penting tentang perusahaan yang diperlukan jika terjadi keadaan darurat atau tidak terduga.

  2. Business Continuity Plan (BCP): Strategi Menghadapi Krisis

    Business Continuity Plan (BCP) adalah salah satu strategi perusahaan dalam menghadapi krisis. Pahami pengertian, fungsi, tujuan dan contoh Business Continuity Plan (BCP) adalah apa saja. Ada saat dimana bisnis Anda mengalami krisis. Misalnya ketika bencana alam, krisis moneter, atau bahkan krisis kesehatan karena pandemi global COVID-19.

  3. BCP: Arti, Mengapa Penting, dan Tips Membuatnya

    BCP atau business continuity plan adalah salah satu jawabannya. Sudahkah kamu mengenal istilah ini? Jangan-jangan, kamu malah baru pertama kali mendengarnya? Tak perlu khawatir, penjelasan tentangnya ada di bawah ini. Simak selengkapnya, yuk! Apa Itu Business Continuity Plan? Kata Tech Target, business continuity plan adalah sebuah dokumen bisnis.

  4. Apa Itu Business Continuity Plan? Mari Ketahui Lebih Jauh!

    Business continuity plan (BCP) atau Perencanaan kelangsungan bisnis adalah dokumen yang menguraikan bagaimana bisnis akan terus beroperasi selama gangguan layanan yang tidak direncanakan.

  5. Contoh Template Business Continuity Plan, Arti, dan Manfaatnya

    Business Continuity Plan (BCP) atau rencana kelangsungan bisnis adalah sebuah dokumen yang berisi langkah-langkah dan prosedur sebagai panduan perusahaan ketika menghadapi krisis.

  6. Business Continuity Planning (BCP): Pengertian dan Pembuatan

    Business continuity plan (BCP) dapat diartikan sebagai cara atau strategi perusahaan untuk merespons kejadian tak terduga dalam bisnis yang dilakukan. Strategi tersebut direncanakan dengan tujuan agar bisnis tetap dapat berjalan walau tertimpa musibah. Baca Juga: Dirut BRI Paparkan Strategi Bisnis Pasca Holding UMi Terbentuk

  7. Business Continuity Planning (BCP): Strategi Bisnis Berkembang

    Kesimpulan, Business Continuity Planning (BCP) adalah sebuah rencana yang sangat penting untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi risiko dan situasi darurat. Sebelum menyusun BCP, langkah-langkah penting perlu diperhatikan, seperti memahami prioritas bisnis, identifikasi risiko, membentuk tim BCP yang kompeten ...

  8. Pengertian Business Continuity Plan dan Cara Membuatnya

    Business Continuity Plan adalah rencana dan strategi yang dibuat untuk mengantisipasi dampak terburuk dari suatu bencana, musibah, atau krisis pada keberlangsungan bisnis atau perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan seperti sediakala pasca bencana jika Anda mempersiapkan BCP sejak awal.

  9. Mengenal Metode BCP (Business Continuity Plan) Untuk Menjaga

    Business Continuity Planning (BCP) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan PKB (Perencanaan Kontinuitas Bisnis) adalah metode perencanaan yang digunakan organisasi atau perusahaan untuk menjaga kelanjutan operasional bisnis sebelum, selama, dan setelah kejadian gangguan, bencana dan kerusakan yang terjadi.

  10. Business Continuity Plan (BCP)

    Langkah-Langkah Mengimplementasikan BCP. Secara umum Business Continuity Plan adalah rencana strategis yang dirancang untuk memastikan perusahaan dapat beroperasi secara berkesinambungan dalam menghadapi situasi darurat atau krisis. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan BCP: 1.

  11. Business Continuity Planning (BCP)

    Business Continuity Planning (BCP) adalah sebuah strategi untuk mengatasi keadaan dimana kondisi bisnis harus dapat terus berjalan pasca terjadinya bencana. BCP dikaitkan dengan bagaimana posisi suatu organisasi dalam merencanakan dan membuat rencana kerja untuk mengantisipasi kondisi organisasi tersebut saat terjadinya bencana dan memastikan bisnis dapat berjalan minimal organisasi masih ...

  12. Business Continuity Plan (BCP): Pengertian, Elemen, dan Contohnya

    Banyak perusahaan memiliki Business Continuity Plan (BCP), yang menguraikan prosedur yang harus diambil jika terjadi suatu peristiwa yang dapat memengaruhi operasi. Contoh peristiwa yang tidak direncanakan dapat mencakup bencana alam, seperti banjir atau kebakaran, atau serangan siber yang memengaruhi operasi teknologi informasi (TI) perusahaan.

  13. What Is a Business Continuity Plan (BCP), and How Does It Work?

    Business continuity plans (BCPs) are prevention and recovery systems for potential threats, such as natural disasters or cyber-attacks. BCP is designed to protect personnel and assets and...

  14. Pentingnya Business Continuity Plan

    BCP merupakan rencana strategis yang digunakan untuk meminimalisir efek dari gangguan dan mengupayakan berjalannya kembali proses bisnis suatu organisasi.

  15. Business Continuity Plan dan Pentingnya Bagi Perusahaan

    Menurut TechTarget, Business Continuity Plan adalah dokumen yang berisi mengenai informasi penting yang diperlukan oleh sebuah organisasi agar tetap beroperasi selama kejadian yang tidak terduga. BCP sendiri menguraikan fungsi vital dari perusahaan, dan mengidentifikasi sistem untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan bisnis.

  16. Fungsi dan Contoh Business Continuity Plan untuk Perusahaan

    Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu rencana yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk memastikan kelangsungan operasi bisnis saat terjadi situasi darurat atau bencana alam. BCP penting untuk membantu perusahaan tetap beroperasi dan meminimalkan dampak dari situasi darurat yang tidak terduga.

  17. What is a Business Continuity Plan (BCP)?

    A business continuity plan (BCP) is a document that consists of the critical information an organization needs to continue operating during an unplanned event. The BCP states the essential functions of the business, identifies which systems and processes must be sustained, and details how to maintain them.

  18. Perencanaan kelangsungan bisnis

    Perencanaan kelangsungan bisnis atau rencana kelangsungan usaha ( Business Continuity Planning, BCP) adalah strategi yang diciptakan untuk mengurangi dampak bencana terhadap aktivitas bisnis normal.

  19. Business Continuity dan Disaster Recovery, Dua hal Penting ...

    Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan adalah meliputi persiapan, pengujian dan pemutakhiran tindakan-tindakan yang diperlukan untuk melindungi proses bisnis fital ( critical) terhadap dampak dari kegagalan jaringan dan sistem utama. Proses BCP adalah meliputi: Inisiasi Perencanaan dan Lingkup Business Impact Assessment (BIA)

  20. Business Continuity Planning (BCP)

    Business Continuity Planning (BCP) merupakan strategi untuk mengatasi keadaan di mana kondisi bisnis harus dapat terus berjalan pasca terjadinya bencana.

  21. 5 Step Guide to Business Continuity Planning (BCP) in 2021

    Step 4: Maintenance. A business continuity plan should not be treated as a one-time exercise. It needs to be maintained, so the organization's structural and people changes are updated regularly. The key personnel might move on from the firm, and this would need to be updated in the Business Impact Analysis and BCP.

  22. Business Continuity Plan: Example & How to Write

    Step 3: Establish the business continuity plan objectives. Step 4: Evaluate the potential impact of disruptions to the business and its workers. Step 5: List actions to protect the business. Step 6: Organize contact lists. Step 7: Maintain, review, and continuously update the business continuity plan.

  23. Business continuity planning (BCP)

    Business continuity plan and exercise. The fourth part is to consolidate the information from the previous parts and document the details of the steps to take during a crisis. In the final part of BCMS, the plan is complete after it is fully tested and exercised. SGSecure@Workplaces BCP BCMS Part 4 Business Continuity Plan + Exercise.

  24. Navigating the resilience landscape: Understanding and implementing ISO

    An introduction to ISO 22301 (Business Continuity Management) Resilience and continuity planning are more critical than ever. ISO 22301 (Business Continuity Management) is a globally recognised standard guiding organisations to establish, implement and maintain an effective business continuity management system (BCMS). This blog delves into the ISO 22301 standard and its requirements.

  25. Project Manager

    Contract. JN -022024-1956005. Feb 16, 2024. Competitive. Job Description. Our client, a household Australian brand name, is undertaking a critical Business Continuity upgrade and needs a strong project manager to deliver this complex piece of work. The Project Manager is responsible for planning, driving and directing all aspects of the project ...